Sepanjang Pekan Ini Rupiah Menguat 0,34 Persen  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Minggu, 29 Januari 2017 12:51 WIB

Warga menunjukan mata uang rupiah yang baru di luncurkan oleh Presiden Joko Widodo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, 19 Desember 2016. Untuk pecahan kertas, mulai dari Rp 100.000 (gambar utama Ir Soekarno dan Moh. Hatta), Rp 50.000 (gambar utama Ir. H. Djuanda Kartawidjaya). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan nilai tukar rupiah sepanjang pekan ini, 23–27 Januari 2017, mampu mencatatkan kenaikan 0,34 persen meski sempat mengalami pelemahan. Laju rupiah sempat melemah ke level Rp 13.405 per dolar Amerika Serikat atau sama seperti pekan sebelumnya. Sedangkan level tertinggi yang dicapai di angka Rp 13.309 per dolar Amerika atau menguat tipis.

Menurut analis senior dari PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, laju rupiah sepanjang pekan ini bergerak di atas target support Rp 13.410 per dolar Amerika dan di bawah resisten Rp 13.300 per dolar Amerika. Penguatan itu didorong menguatnya yen Jepang seiring pelemahan dolar Amerika karena respons pelaku pasar terhadap pidato pelantikan Presiden Amerika Donald Trump.

Baca: Pekan Depan, Kurs Rupiah Waspadai Penguatan Dolar AS

Investor menilai pidato tersebut belum memberikan sinyal kejelasan akan kebijakan fiskal, sehingga memberikan imbas positif pada laju mata uang lainnya. “Prediksi kami terbukti di mana pergerakan dolar AS cenderung melemah pascapidato pelantikan Presiden Trump," kata Reza dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 29 Januari 2017.

Reza menambahkan, masih melemahnya laju dolar Amerika seiring sikap skeptis pelaku pasar terhadap kebijakan Presiden Trump yang terkesan proteksionis, memberikan dukungan bagi penguatan sejumlah mata uang lainnya. Termasuk rupiah yang memanfaatkan kondisi ini untuk kembali melanjutkan penguatan meski dari dalam negeri masih minim sentimen terkait dengan makro ekonomi.

Baca: IHSG Menguat 1,11 Persen dalam Sepekan

Pelaku pasar kembali melakukan aksi jual dan lebih banyak melakukan aktivitas transaksi pada pasar ekuitas dan pasar komoditas. Imbasnya positifnya, sejumlah indeks saham global menguat. Begitu pun dengan sejumlah harga komoditas yang juga menguat. Imbas lainnya, tentu membuat sejumlah mata uang lainnya cenderung terapresiasi.

"Kondisi ini terjadi seiring respons pelaku pasar terhadap rancangan-rancangan kebijakan Trump yang dinilai lebih proteksionis dan pro pertumbuhan ekonomi AS," ucap Reza.

DESTRIANITA

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

4 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

6 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya