Gara-gara Rokok, Klaim BPJS Kesehatan Membengkak

Reporter

Editor

Abdul Malik

Kamis, 26 Januari 2017 11:18 WIB

Ilustrasi anak merokok. theatlantic.com

TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki usia lanjut, Maman membatasi jumlah rokok yang dia isap. Dari satu-dua bungkus dalam sehari, kini pria berusia 65 tahun tersebut cuma menghabiskan paling banyak tiga batang rokok. Apalagi, pensiunan polisi itu mulai terserang batuk dan sesak napas.

“Sampai akhirnya dokter bilang jantung dan paru-paru saya sudah tak sekuat dulu,” kata dia kepada Tempo, Ahad, 22 Januari 2017 lalu.

Meski begitu, Maman belum bisa berhenti merokok secara total. Dia pun tak ambil pusing jika harus bolak-balik berobat lantaran sebagian biayanya ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

“Saya tahu merokok itu bikin penyakit. Tapi, ya kalau soal mati, enggak merokok juga orang akan mati,” begitu dia berdalih.

Baca : YLKI Beri Alasan Jokowi untuk Menolak RUU Pertembakauan

Maman boleh saja cuek. Tapi kenyataannya BPJS Kesehatan bisa boncos lantaran mesti menanggung pengobatan penyakit katastropik, alias penyakit mematikan akibat komplikasi, yang salah satunya disebabkan oleh rokok, seperti jantung, kanker, hingga gagal ginjal.

Pada tahun lalu saja, BPJS Kesehatan membayar Rp 14,58 triliun biaya manfaat atau klaim pelayanan kesehatan cuma untuk penyakit katastropik. Nilainya setara 21,73 persen dari total biaya manfaat seluruh penyakit.

Juru bicara BPJS Kesehatan, Irfan Humaidi, mengatakan tahun lalu biaya manfaat untuk penyakit katastropik naik 4,1 persen dari 2015. Menurut dia, rokok bisa menjadi penyebab utama atau pemicu tambahan dalam setiap kasus penyakit katastropik. “Meski tidak bisa diklaim 100 persen,” ucapnya.

Baca : Menteri Desa: Ada Dana Desa, Ekonomi Desa Tumbuh 12 Persen

Agar biayanya tak terus membengkak, BPJS Kesehatan berupaya menekan jumlah kasus penyakit katastropik melalui program pengelolaan penyakit kronis. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dapat mendaftarkan diri dalam program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terdekat.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

21 jam lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

5 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

7 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

20 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

23 hari lalu

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

Wem Pratama, 33 tahun, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, membunuh ibu kandungnya, Megawati, 55 tahun dengan memukul dan menggorok leher.

Baca Selengkapnya

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

34 hari lalu

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

Hasil pemeriksaan medis yang baik tak menjamin perokok sehat. Untuk memastikan kesehatan perokok satu-satunya jalan adalah total berhenti merokok.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

38 hari lalu

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

Selandia Baru akan akan melarang penjualan rokok elektrik sekali pakai untuk menurunkan angka perokok usia muda.

Baca Selengkapnya

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

49 hari lalu

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

Faisal Basri menyatakan perusahaan rokok memiliki lobi-lobi yang kuat di lingkungan Istana dan pembuat undang-undang.

Baca Selengkapnya

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

49 hari lalu

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

Benny mengklaim industri rokok hanya melakukan komunikasi dengan pemerintah melalui jalur-jalur yang legal.

Baca Selengkapnya

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

53 hari lalu

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

Sesi kesepuluh Konferensi Para Pihak (COP10) Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO FCTC menghasilkan sejumlah kesepakatan jangka panjang.

Baca Selengkapnya