Direktur Pengembangan PT Antam Johan Nababan, Direktur Operasi II PT Wijaya Karya Bambang Pamujo, dan Associate Director Kawasaki Heavy Industries Ltd. Eguma menandatangani kontrak kerjasama proyek pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu, 21 Desember 2016. Tempo/Angelina Anjar Sawitri
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan tambang pelat merah PT Antam (Persero) Tbk menyatakan saat ini perseroan tengah mempersiapkan proyek hilirisasi lanjutan guna memanfaatkan cadangan bijih nikel dan bauksit yang dimiliki.
Direktur Utama Antam Teddy Badrujaman mengatakan, Antam sedang menyiapkan proyek-proyek pembangunan pabrik feronikel Line 2 dan Line 3, dan terus melakukan peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi. Baik dengan skema pendanaan internal, ataupun bekerja sama dengan mitra strategis.
"Saat ini kami tengah mempersiapkan proyek-proyek hilirisasi lanjutan guna mempertahankan keberlanjutan ekspansi perusahaan. Momentum kebijakan ekspor mineral juga akan kami manfaatkan untuk melanjutkan hilirisasi untuk lebih memperbesar kapasitas produksi," kata Teddy Badrujaman dalam pesan tertulisnya, Rabu, 25 Januari 2017.
Untuk komoditas bauksit, Antam masih fokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang bekerjasama dengan PT Inalum (Persero).
Teddy menambahkan Antam sudah melakukan hilirisasi mineral sejak 1974 melalui pengoperasian pabrik feronikel FeNi I. Saat ini Antam juga tengah membangun pabrik feronikel Haltim yang pendanaannya berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN).
Sebagai informasi, setelah pabrik feronikel Haltim selesai, kapasitas produksi feronikel Antam melonjak signifikan menjadi 40.000-43.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun.
Dalam hal komoditas bauksit, saat ini Antam telah memiliko pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) di Tayan, Kalimantan Barat dan tengah melanjutkan diskusi dengan PT Inalum (Persero) pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR).