Kena Pajak Tinggi, Saham Sektor Properti Tetap Prospektif  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 24 Januari 2017 12:14 WIB

Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah tinggal di kawasan Citayam, Bogor, (18/08). Dengan turunnya bunga kredit KPR dari sejumlah bank pemerintah, permintaan pada sektor properti mulai membaik. Foto: TEMPO/Ayu Ambong

TEMPO.CO, Jakarta - Saham sektor properti dinilai masih tetap menarik untuk dikoleksi, meskipun pemerintah menyatakan akan memberlakukan pajak tinggi bagi tanah menganggur. Analis dari PT Mandiri Sekuritas, Ferdy Wan, menyatakan masih tetap memberikan status overweight untuk saham-saham sektor properti, meskipun target prapenjualan (marketing sales) diprediksi konservatif tahun ini.

“Kami masih tetap merekomendasi overweight untuk sektor properti karena valuasinya menarik,” ujarnya dalam hasil riset yang dipublikasi, Selasa, 24 Januari 2017.

Untuk diketahui, pada akhir pekan lalu, Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil menyatakan akan memperkenalkan aturan pajak progresif untuk lahan yang tidak digunakan (not utilized).

Baca: Perbankan Tahan Suku Bunga Simpanan Bulan Ini

Regulasi ini bertujuan untuk mengurangi spekulasi dan mencegah munculnya lebih banyak lagi spekulan tanah. Tidak berbeda, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga bekerja sama untuk memperkenalkan pajak progresif serupa.

Menurut Ferdy, pajak progresif yang diperkenalkan pemerintah tersebut memang dapat berdampak negatif bagi pengembang dalam negeri. Sebab sebagian besar bisnis model mereka adalah penyediaan lahan (land banking). Dengan tingginya pajak, maka akan mengakibatkan beban persediaan lahan bakal naik signifikan. Selain itu, ada kemungkinan aturan itu berlaku jika tidak ada aktivitas pada izin pengembangan proyek.

“Jika perusahaan properti sudah mengembangkan lahan di lokasi tersebut secara parsial, lahan itu kemungkinan tidak akan dianggap belum diutilisasi,” katanya mengungkapkan.

Baca: Tak Terprediksi, Logam Mulia Melesat!

Meskipun demikian, kata Ferdy, perusahaan properti dapat menggunakan lahan menganggur tersebut untuk kegunaan lain jika tidak digunakan sebagai pengembangan properti. Misalnya sebagai lahan agraria.

Analis Teknikal PT Mandiri Sekuritas, Hadiyansyah, menyatakan tren saham sektor properti sedang turun (bearish) dengan rentang pergerakan support-resistance jangka pendek pada level 490-535.

ABDUL MALIK

Berita terkait

BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

27 hari lalu

BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

BEI menargetkan tahun ini bakal ada sebanyak 64.483 investor baru di pasar modal di Solo Raya.

Baca Selengkapnya

Spanyol Hapus Kebijakan Golden Visa

28 hari lalu

Spanyol Hapus Kebijakan Golden Visa

Spanyol berencana menghapus golden visa yakni program yang memberikan hak kepada warga di luar Uni Eropa untuk membeli proporti di Spanyol

Baca Selengkapnya

Ihwal Korupsi di Wilayah IUP-nya Terbongkar, Begini Penjelasan Lengkap PT Timah ke BEI

33 hari lalu

Ihwal Korupsi di Wilayah IUP-nya Terbongkar, Begini Penjelasan Lengkap PT Timah ke BEI

PT Timah buka suara usai Kejaksaan Agung menetapkan 16 nama tersangka dalam kasus tindak pidana korupsi tata niaga timah di wilayah IUP-nya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

37 hari lalu

Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

KAI Commuter mencatat total pengguna commuter line Jabodetabek selama libur panjang mencapai 1,6 juta orang.

Baca Selengkapnya

Daya Beli Masyarakat Menurun, Pendapatan Bisnis Agung Podomoro Land Anjlok 46 Persen

38 hari lalu

Daya Beli Masyarakat Menurun, Pendapatan Bisnis Agung Podomoro Land Anjlok 46 Persen

Penjualan dan pendapatan usaha PT Agung Podomoro Land Tbk (kode saham APLN) anjlok pada 2023.

Baca Selengkapnya

Harga Rumah Naik Terus, Bagaimana Cara Belinya? Simak Tipsnya

41 hari lalu

Harga Rumah Naik Terus, Bagaimana Cara Belinya? Simak Tipsnya

Seperti yang diketahui, kini harga rumah naik terus. Lalu, bagaimana cara membelinya? Simak beberapa tipsnya berikut ini.

Baca Selengkapnya

Lika-liku Rekayasa Jual Beli Emas Antam Crazy Rich Surabaya, Ini Usaha Budi Said

42 hari lalu

Lika-liku Rekayasa Jual Beli Emas Antam Crazy Rich Surabaya, Ini Usaha Budi Said

Rekayasa jual beli emas Antam Budi Said berujung ditetapkan crazy rich Surabaya ini sebagai tersangka. Sebelumnya sempat dimenangkan PN Surabaya.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Tangkap Charlie Chandra Buron Pemalsuan Surat Tanah PIK 2, Pernah Minta Perlindungan Jokowi

44 hari lalu

Polda Metro Jaya Tangkap Charlie Chandra Buron Pemalsuan Surat Tanah PIK 2, Pernah Minta Perlindungan Jokowi

Polda Banten bersama Polda Metro Jaya menangkap buron kasus pemalsuan surat tanah di Pantai Indah Kosambi (PIK 2), Charlie Chandra. Begini kasusnya.

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

48 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Makin Sulit, Populasi Orang Kaya di Dunia Malah Terus Bertambah

6 Maret 2024

Ekonomi Makin Sulit, Populasi Orang Kaya di Dunia Malah Terus Bertambah

Di dunia orang kaya, orang sering bertanya, apa yang bisa dibeli dengan US$1 juta.

Baca Selengkapnya