Kawasan Bahan Bakar Nabati Akan Dibentuk

Reporter

Editor

Selasa, 12 September 2006 14:08 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah akan membentuk kawasan pengembangan bahan bakar nabati di Sumatera, NTT, Kalimantan, Jawa dan Papua. Tujuannya untuk menarik investor sehingga dapat mendorong pemanfaatan bahan bakar nabati atau bio fuel.Ketua Tim Nasional Pengembangan Bahan Bakar Nabati Al Hilal Hamdi mengatakan, dengan dibentuk kawasan maka dapat mempermudah masuknya investor. "Itu akan membuat perijinan lebih mudah dan soal amdal dapat diselesaikan satu tangan," katanya di Jakarta, hari ini. Menurut dia, ada dua konsep, yang pertama dikelola secara birokrasi seperti Otorita Batam. Opsi kedua dikelola selayaknya perusahaan, seperti halnya Bali Tourism and Development Corporation. "Dari dua opsi ini sedang kami kaji yang paling klop," katanya.Dia menjelaskan, misalnya di Merauke, Papua ada lahan 500 ribu hektar akan dijadikan satu cluster dan dibuat perencanaan irigasi dan infrastruktur lainnya. Tahun 2007 telah dianggarkan dana infastruktur pengembangan biofuel ini sekitar Rp 10 triliun.Al Hilal menambahkan, saat ini sedang disiapkan juga insentif yang dapat diberikan, seperti dengan cara tax allowance dikurangi 30 persen jika selama tahun ke-2 atau ke-3 belum mendapat keuntungan. "Insentif lainnya juga sedang dibahas dan diharapkan selesai tahun depan," katanya.Dia mengatakan, tahun depan ada investasi asing yang masuk sekitar Rp 15-20 trilyun. Beberapa perusahaan yang berminat mengembangkan biofuel ini di antaranya dari Malaysia Genting Group, Golden Hope. Dari Korea, Samsung sedangkan dari Jepang, Mitsui, Itochu, dan Kanematsu.Soni Solistia Wirawan dari Balai Rekayasa Desain dan Sistem Teknologi BPPT menambahkan, keberhasilan program pengembangan biofuel ini diperlukan penentuan lokasi yang dapat mengakses listrik dan air yang murah. "Juga perlu penentuan teknologi yang tepat agar dicapai biaya yang kompetitif," katanya.Umumnya, lanjut Soni, industri bio fuel merupakan kesempatan usaha yang menarik. Terlebih dengan harga minyak dunia yang tinggi. MUHAMMAD FASABENI

Berita terkait

Uni Eropa Diprotes, Bio Diesel Indonesia Disebut Terlalu Murah

5 September 2019

Uni Eropa Diprotes, Bio Diesel Indonesia Disebut Terlalu Murah

Bio Diesel dari Indonesia sudah terkena tarif bea masuk 18 persen.

Baca Selengkapnya

Bahan Bakar Biodiesel B30 Diuji Kehandalan dengan Jarak 640 KM

15 Agustus 2019

Bahan Bakar Biodiesel B30 Diuji Kehandalan dengan Jarak 640 KM

Biodiesel B30 telah sukses uji coba start ability di Dieng, Jawa Tengah pada Rabu 14 Agustus 2019.

Baca Selengkapnya

Soal Penerapan B30, Mitsubishi: Kami Sudah Fokus ke Euro 4

15 Desember 2018

Soal Penerapan B30, Mitsubishi: Kami Sudah Fokus ke Euro 4

Mitsubishi mengklaim sudah siap menerapkan B20 sejak 2016 atau 2 tahun sebelum diberlakukan pada September 2018.

Baca Selengkapnya

Pertamina Uji Komparasi Bahan Bakar Mesin Diesel 20 Ribu Km

22 November 2017

Pertamina Uji Komparasi Bahan Bakar Mesin Diesel 20 Ribu Km

Pengujian menggunakan 2 bus sejaus 20 ribu kilometer dengan rute Pulo Gebang - Pekalongan dan Cikarang -Pekalongan.

Baca Selengkapnya

Februari Ini Harga Biodiesel Naik Rp 131 per Liter  

2 Februari 2017

Februari Ini Harga Biodiesel Naik Rp 131 per Liter  

Harga indeks pasar (HIP) bahan bakar biodiesel Februari 2017 kembali naik hingga menyentuh angka Rp 9.493 per liter.

Baca Selengkapnya

Tahun Depan, Biodiesel Disalurkan 5 Juta Kiloliter

10 Oktober 2015

Tahun Depan, Biodiesel Disalurkan 5 Juta Kiloliter

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan campuran bahan bakar nabati pada solar mencapai 20 persen pada tahun depan.

Baca Selengkapnya

Penggunaan Biodiesel Bakal Capai 4 Juta Kiloliter

13 Januari 2014

Penggunaan Biodiesel Bakal Capai 4 Juta Kiloliter

PLN akan ikut membeli biodiesel.

Baca Selengkapnya

Solar di Indonesia Barat Sudah Dicampur Biodiesel

12 September 2013

Solar di Indonesia Barat Sudah Dicampur Biodiesel

Kadar biodiesel ditetapkan 10 persen.

Baca Selengkapnya

Harga Nyamplung Rendah, Petani Malas Menjual

6 Maret 2012

Harga Nyamplung Rendah, Petani Malas Menjual

"Petani nyamplung enggan menjual produknya ke tempat produksi karena satu kilogram hanya dibeli Rp 1.000."

Baca Selengkapnya

Produsen Biofuel Berharap Kepastian Usaha

9 Juli 2009

Produsen Biofuel Berharap Kepastian Usaha

Presiden terpilih diharapkan segera mensahkan revisi peraturan presiden nomor 71 tahun 2005 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu.

Baca Selengkapnya