Pelantikan Donald Trump, BI Sarankan Buka Ekspor Pasar Baru

Reporter

Jumat, 20 Januari 2017 21:23 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo menuturkan pihaknya akan berfokus mencermati kebijakan fiskal, keuangan, dan perdagangan Amerika Serikat (AS) setelah pelantikan Donald Trump sebagai Presiden ke-45 malam ini, Jumat, 20 Januari 2017.

Dari sisi perdagangan, Trump diprediksi akan mengambil kebijakan yang lebih proteksionis. Hal ini kata Agus juga akan cukup berdampak pada Indonesia, mengingat nilai ekspor ke AS saat ini mencapai US$15 miliar.

Baca : Donald Trump Resmi Presiden, Sri Mulyani Ancang-ancang

"Kita harus siap buka pasar baru atau mempersiapkan diri dengan kebijakan yang diambil AS," kata dia di Kompleks Bank Indonesia, Thamrin, Jakarta, Jumat, 20 Januari 2017.

Agus akan memantau perkembangan pemerintah Trump, mulai dari menteri-menteri yang dipilih dan langkah kebijakan fiskalnya. "Apakah betul akan ada ekspansi besar seperti penurunan pajak dan sumber pembiayaan besar," ujar Agus.

Baca : IHSG dan Rupiah Terimbas Persiapan Pelantikan Donald Trump

Agus berujar BI juga menanti kebijakan kerja sama pemerintahan Trump dengan Bank Sentral AS (The Fed). BI pun turut menjaga agar nilai tukar rupiah tak banyak terpengaruh. "Kalau dilihat perdagangan negara lain banyak yang dituduh manipulasi currency agar kompetitif dan mengancam AS."

Kurs rupiah sendiri hingga akhir tahun lalu tercatat mengalami penguatan hingga 2,3 persen. Menurut Agus sentimen-sentimen global itu termasuk dalam hal yang harus diwaspadai, meskipun kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini cukup kuat dan baik.

"Kami akan lihat perkembangan negara-negara mitra dagang utama, Bank Indonesia akan terus menjaga agar nilai tukar kita selalu kompetitif," ucapnya.

Baca : Pelantikan Donald Trump, Saham-Saham MNC Group Melesat

Selain kebijakan fiskal, menurut Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung, kebijakan perdagangan Trump juga harus diwaspadai karena akan memiliki dampak besar ke mitra negara tersebut. Bukan hanya pada negara yang dianggap memanipulasi nilai tukar, kata dia, tapi juga pada negara yang dianggap tidak menguntungkan AS.

"Yang saya tahu, Presiden AS punya wewenang unilateral trade policy (kebijakan menguntungkan satu pihak) pada negara yang dianggap tidak bisa melakukan kebijakan perdagangan yang menguntungkan AS," ujarnya.

Juda mengatakan, Indonesia tidak termasuk dalam negara yang rentan dari kebijakan perdagangan yang dianggap memanipulasi nilai tukar seperti Vietnam dan Thailand. "Tiongkok juga sebetulnya tidak masuk, tapi kebijakan unilateral bisa saja dilakukan. Ini yang kami tunggu di pidato Trump besok," kata Juda.

GHOIDA RAHMAH






Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya