Minim Sentimen Positif, IHSG Diperkirakan akan Terkoreksi
Editor
Abdul Malik
Jumat, 20 Januari 2017 08:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki perdagangan akhir pekan ini, pasar masih akan bergerak dalam fase konsolidasi. Analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan bergerak bervariasi namun cenderung koreksi menyusul minimnya sentimen positif di pasar.
Dari kawasan Asia, pasar saham akan digerakkan oleh data ekonomi Cina, seperti pertumbuhan ekonomi kuartal terakhir 2016 yang diperkirakan tumbuh 6,7 persen dibandingkan periode yang sama pada 2015 secara tahunan (YoY).
"IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5.270 hingga resisten di 5.310 cenderung koreksi," kata David Sutyanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 20 Januari 2017.
IHSG pada perdagangan Kamis 19 Januari kemarin bergerak bervariasi dalam rentang konsolidasi sekitar 21 poin dan ditutup menguat tipis 4,16 poin (0,1 persen) di level 5.298.
Baca : Investor Tunggu Rapat BI, IHSG Ditutup Menguat Tipis
Aksi beli terutama mendominasi saham sektor properti terutama mengantisipasi putusan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang akhirnya ditetapkan ditahan di 4,75 persen. Putusan BI di tengah meningkatnya kekhawatiran penguatan dolar Amerika Serikat pasca sinyal kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, The Fed (Fed Fund Rate/FFR) tahun ini. Diperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga hingga tiga kali tahun ini dengan akumulasi besaran 75 basis poin.
David menuturkan, membaiknya sentimen pasar saham dalam dua hari perdagangan terakhir turut ditopang dinaikkannya kembali rekomendasi saham Indonesia oleh JP Morgan menjadi neutral dari sebelumnya pada November lalu sempat diturunkan menjadi underweight.
Di pasar saham arus dana asing mulai kembali masuk secara bertahap. Pembelian bersih asing Kamis kemarin mencapai Rp 181,6 miliar setelah hari sebelumnya sebesar Rp 63,15 miliar.
Meski demikian, dari faktor eksternal sentimen pasar masih tertuju dengan kekhawatiran rencana aksi Inggris keluar dari Uni Eropa dan ketidakpastian kebijakan ekonomi Presiden AS, Donald Trump pasca pelantikannya sebagai presiden AS akhir pekan ini.
Baca : Harga CPO Akan Naik, Saham-saham Ini Berpotensi Diuntungkan
Sementara bursa kawasan Uni Eropa dan Wall Street tadi malam bergerak di teritori negatif. Indeks Eurostoxx di Uni Eropa terkoreksi 0,11 persen di 3.290 pasca putusan Bank Sentral Eropa (European Centrak Bank/ECB) yang menahan tingkat bunga acuan di 0 persen dan mempertahankan kebijakan stimulus pembelian surat utang atau bond buying.
Di Wall Street indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan S&P masing-masing ditutup terkoreksi 0,4 persen di level 19.732 dan 2.263. Menurut David, saat ini sentimen pasar juga sedang tertuju pada pelantikan Trump sebagai presiden terpilih AS akhir pekan ini.
"Pasar mengambil posisi menunggu terhadap sejumlah kebijakan ekonomi Trump apakah akan mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi negara tersebut," ucap David.
Kondisi ini membuat imbal hasil atau yield obligasi meningkat dan dolar AS tadi malam melemah. Yield obligasi AS jangka waktu tenor 10 tahun tadi malam melonjak 3,49 persen di level tertinggi tahun ini di 2,47 persen. Sedangkan harga komoditas logam cenderung terkoreksi tadi malam dan harga minyak mentah di AS naik tipis 0,61 persen di US$ 51,39 per barel.
DESTRIANITA