Aprindo: 25 Persen Peritel Lokal Belum Go Digital

Reporter

Kamis, 19 Januari 2017 08:21 WIB

Seorang karyawan toko online Lazada berjalan masuk ke kantor perusahaan di Jakarta, 15 April 2016. Diharapkan masuknya Alibaba melalui Lazada akan semakin memacu perdagangan online di Indonesia. REUTERS/Darren Whiteside

TEMPO.CO, Jakarta -Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan masih ada sekitar 25 persen dari total 35.000 toko ritel fisik yang belum go digital. Penyebabnya karena terkendala keterbatasan modal dan kurangnya edukasi mengenai pentingnya implementasi digital.


‎Roy N. Mandey Chairman Aprindo menyatakan akan menggenjot sekitar 25 persen ritel tersebut melalui edukasi secara massif, agar tahun ini seluruh ritel yang tergabung dalam Aprindo melek digital. Target lainnya anggota Aprindo dapat membuat toko online untuk memenuhi permintaan pasar yang dinilai semakin besar sejalan dengan tingginya penetrasi Internet dan smartphone di Indonesia.

Baca: Ikut Harbolnas, Penjualan Zalora Naik 30 Kali Lipat

"Kami akan melakukan edukasi kepada mereka yang belum go digital ini, karena tren hari ini semuanya kan serba digital," tuturnya seusai diskusi Internet Retailing EXPO Asia 2017 Jakarta, Rabu, 18 Januari 2017.

Dia menjelaskan sekitar 25 persen ritel yang belum go digital tersebut merupakan peritel lokal yang ada di sejumlah daerah. Menurutnya, ritel yang sudah go digital akan semakin memudahkan industri tersebut untuk melakukan konsolidasi. "Kalau mereka sudah digital kan konsolidasi jadi semakin mudah, karena itu mereka perlu melakukan upgrade," katanya.

Baca: Model Ayu Gani Doyan Belanja Online


Menurut Roy, anggota Aprindo yang sudah mulai bertransformasi digital lebih didominasi oleh ritel terbuka (tbk) yang memiliki modal tidak terbatas. Dia mengatakan sampai saat ini ada sebesar 75 persen anggota Aprindo yang sudah bertransformasi ke digital.


"‎Kalau ritel yang sudah tbk, misalnya ada ekspansi, stakeholder tahu dan akan mengikuti itu. Dananya juga tidak terbatas seperti local retailer," ujarnya.


Kendati dewasa ini toko online tengah menjadi tren di masyarakat, tetapi Roy optimistis industri ritel akan tetap ada dan tidak akan tergerus digitalisasi tersebut. Dia menilai konsumen yang melakukan belanja online kini lebih didominasi berbelanja sejumlah produk elektronik dibandingkan produk lainnya.


Advertising
Advertising

"Menurut saya, ritel tidak akan tergerus dengan banyaknya toko online hari ini. Sejumlah negara maju meskipun sudah ada online, mereka juga tetap mempertahankan ritelnya," tuturnya.


‎Roy mengatakan, dewasa ini dibutuhkan sistem toko yang terintegrasi antara offline dan online, sehingga pelaku bisnis tidak kehilangan pasar untuk menghadapi era digital saat ini.


Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh ritel tersebut yaitu layanan antar online, sehingga memudahkan konsumen untuk berbelanja. "Yah, minimal ada layanan antarnya lah. Jadi semakin mudah, kan," ucapnya.


Secara terpisah, ‎Commercial Director Criteo Southeast Asia, Hong Kong and Thailand, Alban Villani mengemukakan potensi perdagangan elektronik masih sangat besar di Indonesia. Menurutnya, hal tersebut dikontribusi oleh tingkat penetrasi smartphone dan Internet di Indonesia.


"Memang kalau kami melihat Indonesia, potensi sangat besar. Hal itu harus dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat," tuturnya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

16 November 2023

Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

Aprindo memprediksi pertumbuhan usaha ritel nasional tumbuh hingga 4,2 persen hingga akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Harga Beras Kian Meroket, Aprindo Minta Bulog Gelontorkan 2.500 Ton ke Ritel Setiap Bulan

21 September 2023

Harga Beras Kian Meroket, Aprindo Minta Bulog Gelontorkan 2.500 Ton ke Ritel Setiap Bulan

Roy Nicholas Mandey mengaku telah meminta Perum Bulog menggelontorkan stok beras ke ritel sebanyak 2.500 ton. Hal tersebut untuk meredam kenaikan harga beras secara nasional.

Baca Selengkapnya

Sederet Ancaman Pengusaha ke Pemerintah yang Tak Kunjung Bayar Rafaksi Minyak Goreng

20 Agustus 2023

Sederet Ancaman Pengusaha ke Pemerintah yang Tak Kunjung Bayar Rafaksi Minyak Goreng

Aprindo beberkan sejumlah ancaman kepada pemerintah yang tak kunjung melunasi utang rafaksi minyak goreng. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Aprindo Tidak Kunjung Berhasil Tagih Utang Minyak Goreng, Aprindo: Kami Minta Transparansi

11 Mei 2023

Aprindo Tidak Kunjung Berhasil Tagih Utang Minyak Goreng, Aprindo: Kami Minta Transparansi

Perwakilan Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) terus menagih utang subsidi atau rafaksi minyak goreng.

Baca Selengkapnya

Alasan 7 dari 10 Konsumen Pilih Belanja Langsung dan Daring

13 Maret 2023

Alasan 7 dari 10 Konsumen Pilih Belanja Langsung dan Daring

Penelitian mencatat tujuh dari 10 konsumen di kawasan Asia Pasifik cenderung memilih berbelanja secara daring sekaligus datang ke gerai.

Baca Selengkapnya

Betulkah Pengusaha Ritel Tak Ambil Margin dari Penjualan Beras Bulog? Ini Kata Aprindo

9 Februari 2023

Betulkah Pengusaha Ritel Tak Ambil Margin dari Penjualan Beras Bulog? Ini Kata Aprindo

Buwas mengklaim pengusaha ritel tidak mendapatkan margin sama sekali dari penjualan beras Bulog ukuran 5 kilogram seharga Rp 47.250.

Baca Selengkapnya

Pekan Ini Beras Bulog 5 Kg Dijual di Indomaret dan Alfamart

9 Februari 2023

Pekan Ini Beras Bulog 5 Kg Dijual di Indomaret dan Alfamart

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengumumkan beras Bulog akan mulai dijual di ritel modern Alfamart dan Indomaret pekan ini.

Baca Selengkapnya

Gerai Makanan dan Minuman Merugi, Aprindo: Tidak Memperhitungkan Perubahan Zaman

9 Februari 2023

Gerai Makanan dan Minuman Merugi, Aprindo: Tidak Memperhitungkan Perubahan Zaman

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengungkap penyebab banyaknya gerai makanan dan minuman yang tutup.

Baca Selengkapnya

Aprindo Bantah Minyakita Langka Karena Dijual di Ritel Modern: Peminatnya Tidak Banyak

9 Februari 2023

Aprindo Bantah Minyakita Langka Karena Dijual di Ritel Modern: Peminatnya Tidak Banyak

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan ritel modern selama ini tidak banyak menjual Minyakita. Minyakita juga tidak diminati pembeli.

Baca Selengkapnya

29 Bank Masuk BI Fast, Mewakili 87 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional

29 November 2022

29 Bank Masuk BI Fast, Mewakili 87 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional

Bank Indonesia (BI) mengumumkan ada jumlah peserta BI Fast kini bertambah sebanyak 29 bank.

Baca Selengkapnya