Produksi Ikan Tangkap Turun Hingga 50 Persen

Reporter

Rabu, 18 Januari 2017 23:05 WIB

Ilustrasi nelayan. TEMPO/Lazyra Amadea Hidaya

TEMPO.CO, Jakarta - Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Jembrana, Bali, turun hingga 50 persen pada 2016 setelah perairan Selat Bali mengalami paceklik ikan sekitar 8 bulan terakhir.

"Dibandingkan hasil tangkapan tahun 2015, pada tahun 2016 tangkapan ikan nelayan turun sekitar 50% lebih," kata Kepala Seksi Tata Kelola Dan Pelayanan Usaha, Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan Bagus Sudananjaya, Rabu (18 Januari 2017).

Ia mengatakan, pada 2015 hasil tangkapan ikan nelayan mencapai 17.000 ton, sementara sepanjang 2016 hanya 7.000 ton dengan nilai jual Rp34,6 miliar.

Menurut dia, tangkapan ikan di Selat Bali didominasi ikan jenis lemuru, yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan sarden oleh pabrik-pabrik yang banyak terdapat di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara.

Menyinggung penyebab turunnya hasil tangkapan tersebut, ia mengaku, pihaknya tidak tahu pasti, hanya menduga disebabkan cuaca ekstrem yang terjadi sejak pertengahan 2016.

Ia mengatakan, antara bulan Maret hingga Juli 2016 hasil tangkapan ikan sempat naik, namun langsung turun drastis saat memasuki bulan Agustus hingga saat ini.

"Karena tidak mendapatkan ikan, banyak nelayan yang libur, atau kerja hanya beberapa hari dalam satu bulan. Biasanya nelayan sini bekerja sekitar 20 hari, yaitu saat gelap bulan, dan libur saat purnama," katanya.

Madek, anak buah perahu selerek, jenis perahu yang paling banyak digunakan nelayan di Desa Pengambengan dan sekitarnya mengatakan, mereka hanya bisa menunggu hingga ada ikan lagi di Selat Bali.

Menurut dia, saat gelap bulan, dari ratusan perahu selerek yang berlabuh di PPN Pengambengan dan muara Desa Perancak, biasanya ada dua atau tiga unit yang mencoba untuk melaut.

"Kalau mereka mendapatkan ikan, biasanya perahu-perahu yang lain menyusul untuk melaut. Tapi sekitar delapan bulan terakhir, saat melaut, perahu kami lebih banyak kosongnya daripada isi," kata Madek.

Perahu selerek yang berjalan berpasangan, mampu menampung 30 hingga 40 nelayan, yang bekerja sepanjang malam mencari ikan lemuru dan tongkol hingga ke perairan di Kabupaten Tabanan dan Badung.

Dalam kondisi paceklik ikan di Selat Bali, beberapa diantaranya nekat berangkat ke perairan Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Tiimur saat mendengar di wilayah itu nelayan setempat mendapatkan ikan.


BISNIS.COM

Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

7 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

7 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

18 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

29 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

48 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

48 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

48 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

49 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

49 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.

Baca Selengkapnya

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

5 Maret 2024

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.

Baca Selengkapnya