Hary Tanoe Akan Temui Putra Donald Trump, Ini Agendanya

Reporter

Editor

Abdul Malik

Rabu, 18 Januari 2017 13:32 WIB

Hary Tanoesoedibjo pendiri dan Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Partai Perindo) saat berkunjung ke Kantor Tempo, Jakarta, 2 November 2015. TEMPO/Fardi Bestari

TEMPO.CO, Jakarta - Bos MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, berencana untuk bertemu dengan dua putra dari Presiden Amerika Serikat, Donald J Trump untuk membicarakan kelanjutan kerjasama bisnis mereka. Dia akan bertemu dengan Eric dan Donald Jr di New York, pekan ini sebelum menghadiri inaugurasi pelantikan Trump sebagai presiden baru AS pada Jumat lusa. Saat ini Hary sudah berada di Washington.

“Itu kewajiban saya untuk memastikan semua berlanjut dengan baik, untuk melindungi kepentingan semua orang,” ujar Hary seperti dikutip Financial Times, Rabu, 18 Januari 2017.

Menurut Hary, Eric dan Donald Jr adalah orang-orang baik, sangat profesional dan sederhana. Mereka akan membahas kelanjutan kerjasama bisnis pembangunan dua resor di Lido, Jawa Barat dan Bali. Sebagai pengusaha real estat, Trump melalui perusahaannya yakni Trump Hotel Collection menjalin kerja sama dengan MNC Group melalui anak usahanya PT Media Nusantara Citra Land Tbk (KPIG) pada 2015 lalu.

Baca : Bisnis Trump di Indonesia Dinilai Rawan Konflik Kepentingan

Karena Trump sudah terpilih menjadi Presiden AS, maka untuk menghindari konflik kepentingan, dia menyerahkan pengelolaan bisnis kepada dua putranya. “Jika pekerjaan mereka buruk, saya akan menyatakan-kamu dipecat,” ujar Trump dalam konferensi pers pertamanya setelah terpilih menjadi Presiden AS.

“Dia sedang mencoba meniru perannya dalam The Apprentice,” kata Hary bergurau, merujuk pada acara reality show televisi AS, The Apprentice, di mana Trump membintangi acara tersebut.

Melalui partai yang didirikannya, Perindo, Hary Tanoe juga sedang mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai Presiden RI dalam pemilu 2019 mendatang.

Baca : Hary Tanoe Ingin Jadi Presiden RI

Meskipun kesepakatan bisnis Hary – Trump tidak terlalu banyak menyita perhatian publik AS, kini bisnis mereka mulai menjadi perhatian masyarakat. Terutama soal bagaimana keluarga Trump akan mengelola potensi konflik kepentingan atas semua investasi yang sudah dilakukan kerajaan bisnis Trump di kawasan Asia, Amerika Latin, hingga Eropa.

Pada pertengahan Desember 2016 lalu saat kampanye, melalui akun Twitternya, Trump sudah berjanji tidak akan membuat perjanjian bisnis baru. Dia juga telah menutup yayasan keluarga dan membatalkan beberapa proposal proyek seperti Trump Office Buenos Aires di Argentina dan Trump Riverwalk di India.

Financial Times menyebut baik Hary dan Trump adalah dua orang pebisnis yang memiliki karakter mirip. Keduanya adalah negosiator bisnis yang agresif, sama-sama memiliki istri yang konsen di dunia kecantikan, serta memiliki kecenderungan bermain politik untuk memuluskan bisnisnya.

Jika membandingkan antara Hary dan dua putra Trump tentu berbeda. Eric dan Donald Jr adalah putra dari pengusaha real estat New York dan merupakan salah satu orang terkaya di kota tersebut.

Baca : Trump & Hary Tanoe Bangun Disneyland Bogor, Ini Kata MNC

Adapun Hary adalah konglomerat yang membangun bisnisnya sendiri, yang dirintis sejak sebelum krisis Asia pada 1997-1998 sebagai pialang. Melalui kepiawaian bisnisnya, Hary berhasil mengambil alih beberapa bisnis anak-anak Mantan Presiden Soeharto, seperti stasiun TV, dan kemudian merambah di bisnis jasa keuangan, properti, hingga jalan tol.

Hary menjamin tidak akan ada potensi konflik kepentingan dengan kerjasama proyek yang dia lakukan dengan Trump. Sebab Trump Organisation tidak menyuntikkan modal ke proyek tersebut. Selain itu, Trump sebelumnya sudah berjanji tidak akan ada kesepakatan bisnis baru, setelah dirinya menjabat Presiden AS.

Meski begitu, Hary mengharapkan kerjasamanya dengan Trump akan membantu mendorong peningkatan kerjasama Indonesia – AS. “Keputusannya untuk bekerjasama dengan perusahaan Indonesia adalah pertanda bahwa persepsinya soal Indonesia adalah positif,” ungkapnya.

Baca : Bertemu Donald Trump, Setya Bantah Difasilitasi Hary Tanoe

Kerjasama Jakarta – Washington selama ini memang berjalan mulus. Mulai soal kerjasama memerangi terorisme, hingga jumlah investor asal AS di Indonesia yang cukup signifikan, khususnya di sektor sumber daya alam. Beberapa perusahaan besar AS yang secara politik dinilai sensitif karena terkait dengan figur Trump. Di antaranya Rex Tillerson, kandidat Menteri Luar Negeri AS dan mantan CEO ExxonMobil, yang memiliki aset produksi dan eksplorasi migas di Indonesia.

Kemudian, miliuner dan aktivis, Carl Icahn, yang juga merupakan penasehat Trump adalah investor dengan jumlah saham signifikan pada Freeport-McMoran yang mengoperasikan tambang emas dan tembaga di Papua.



FINANCIAL TIMES | ABDUL MALIK

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

17 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

10 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

17 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

21 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

28 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

31 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

33 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

33 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

33 hari lalu

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?

Baca Selengkapnya