TEMPO.CO, New York - Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump menyatakan kurs dolar Amerika saat ini terlalu kuat. Opininya tersebut membuat indeks dolar menurun. Trump menyampaikan komentarnya dalam wawancara dengan The Wall Street Journal.
Dilansir Foxbusiness, Trump mengatakan dolar yang terlalu kuat membuat perusahaan Amerika sulit bersaing dengan perusahaan Cina. "Penguatan itu membunuh kami," ucapnya, Selasa, 17 Januari 2017.
Pernyataan tersebut menekan kinerja bursa saham Amerika hingga anjlok. Sedangkan indeks dolar Amerika menurun 0,78 persen.
Kurs dolar Amerika sudah menurun sejak kali pertama Trump berbicara sebagai Presiden Amerika terpilih pada Rabu, 11 Januari 2017. Penurunan kurs dipicu absennya detail kebijakan ekonomi baru dalam pidatonya.
Anggota dewan gubernur bank Amerika (Federal Reserve), Lael Brainard, mengatakan kebijakan fiskal yang ekspansif akan mendorong peningkatan kurs dolar Amerika. "Akibatnya, pertumbuhan ekonomi dan inflasi tertekan," ujarnya.
Direktur Penelitian Regent Atlantic Andy Kapyrin menuturkan kondisi kurs yang tinggi tidak secara harfiah membunuh Amerika. Negara adidaya tersebut hanya menjadi kurang kompetitif.
Kapyrin mengatakan, jika suatu negara bergantung pada ekspor atau berkompetisi dengan industri di Eropa, Jepang, atau Cina, kurs yang tinggi akan menyulitkan. "Negara tersebut kemungkinan kalah bersaing," ucapnya.
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
35 hari lalu
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.