TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Doddy Ariefianto mengatakan jumlah rekening simpanan berjenis deposito mengalami kenaikan tertinggi sebesar 1,75 persen pada November tahun lalu dibandingkan dengan Oktober.
Doddy menjelaskan secara umum ada dua hal yang menjadi pendorong Yakni masuknya dana repatriasi program pengampunan pajak serta adanya kenaikan suku bunga deposito beberapa basis poin. “Sebelum-sebelumnya biasanya dana murah yang naik paling tinggi, tapi kali ini deposito,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa, 17 Januari 2017.
Soal dana repatriasi, kata Doddy, guna mendapatkan rate yang bagus nasabah memasukkan dana repatriasi ke bank. Opsi pertama adalah deposito, sebelum diinvestasikan ke instrument lain yang sifatnya lebih jangka panjang.
Pada sisi lain, pada dasarnya memang terjadi kenaikan suku bunga deposito sekitar 4 basis poin (bps) pada kuartal keempat tahun lalu. Kondisi ini tidak seperti penghujung 2015, kala itu tidak terjadi kenaikan bunga deposito.
“Pola akhir tahun lalu ada tekanan likuiditas. Manifestasinya bisa dalam kenaikan suku bunga deposito, bisa tidak. Untuk tahun lalu disertai kenaikan bunga deposito,” ucap Doddy.
Berdasarkan data resmi LPS yang diterima Bisnis diketahui dengan kenaikan sebesar 1,75 persen maka pada November tahun lalu jumlah rekening deposito mencapai 8.818 rekening. Bulan sebelumnya baru 8.666 rekening.
Adapun dari sisi jumlah nominalnya, simpanan dengan kenaikan terbesar bukan deposito melainkan tabungan sebesar 26,02 persen menjadi Rp14,04 triliun pada bulan kesebelas tahun lalu. Pada Oktober atau sebulan sebelumnya, baru di kisaran Rp11,14 triliun.
Suku Bunga BI Naik, BCA Berpotensi Naikkan Bunga Deposito Sesuai Likuiditas
27 Januari 2023
Suku Bunga BI Naik, BCA Berpotensi Naikkan Bunga Deposito Sesuai Likuiditas
PT Bank Central Asia Tbk atau BCA mempertimbangkan kondisi likuiditas untuk menaikkan bunga deposito di tengah kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI).