TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak pada penutupan perdagangan, Senin, 16 Januari 2017, naik. Kenaikan ini didorong oleh komitmen Arab Saudi memangkas produksi minyaknya untuk mengimbangi laporan perkiraan output Amerika Serikat yang akan naik lagi tahun ini.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah sepakat memangkas produksi 1,2 juta barel per hari menjadi 32,5 juta barel per hari mulai 1 Januari 2017. Hal itu dalam upaya mengurangi kelebihan pasokan global yang telah menekan harga selama lebih dari dua tahun.
Rusia dan eksportir utama lainnya di luar OPEC mengatakan mereka juga akan mengurangi produksinya. Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan negaranya akan mematuhi secara ketat komitmen pengurangan produksi, dan ia mengungkapkan keyakinannya bahwa rencana OPEC menopang harga akan berhasil.
Harga minyak mentah Benchmark Brent naik 41 sen per barel atau 0,7 persen menjadi US$ 55,86 dan minyak mentah West Texas Intermediate naik 27 sen atau 0,5 persen ke posisi US$ 52,64 per barel.
Goldman Sachs mengatakan mereka mengharapkan produksi minyak Amerika naik 235 ribu barel per hari pada tahun ini, dengan sumur yang telah dibor dan cenderung memulai produksi pada semester pertama.
Produksi minyak dan gas kondensat Rusia rata-rata 11,1 juta barel per hari pada 1-15 Januari. Dua sumber industri mengatakan pada Senin, produksi hanya turun 100 ribu barel per hari dari Desember.
Seperti dilansir dari Reuters, Rusia telah berkomitmen memangkas 300 ribu barel per hari selama semester pertama 2017.
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.