TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan asal Jerman, PT Zemag Clean Energy Techology GmbH sedang mencari mitra lokal untuk mengembangkan gasifikasi batubara di Indonesia.
"Sedang menjajaki dan mencari local partner untuk membuat demonstration project," kata Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono kepada ANTARA News di Jakarta, Jumat, 13 Januari 2017.
Perusahaan tersebut telah menyatakan minatnya berinvestasi di Indonesia untuk mengembangkan turunan dari gasifikasi batubara.
Sigit menilai, dibutuhkan investasi sekitar Rp13 triliun untuk menghasilkan 1.000 metrik ton turunan gasifikasi batubara.
Ia menambahkan, pabrik untuk pengembangan gasifikasi batubara bisa dibangun di wilayah Kalimantan.
Menurutnya, industri batu bara di Indonesia masih menarik bagi investor asing di tengah perlambatan ekonomi global.
Jika dihitung, dalam masa pengujian dapat mengubah 100.000 ton batubara menjadi 3.600 million metric british thermal unit (mmbtu) gas per hari.
Jika gas yang dihasilkan tidak digunakan, lanjut Sigit, bisa dipakai untuk industri dalam negeri dengan harga 4 dollar AS hingga 5 dolar AS per mmbtu.
"Investasi ini akan menghasilkan nilai tambah yang besar bagi industri dalam negeri. Untuk gasnya bisa dipakai di dalam negeri, tinggal dibangun infrastrukturnya," ujar Sigit.
Sigit menambahkan, pihaknya akan mencarikan rekanan lokal untuk bekerja sama dengan Zemag dalam membangun industri gasifikasi batubara.
"Kita punya cukup banyak batu bara yang berkalori rendah dan perlu dikonversi untuk menjadi gas sintetis, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan pupuk dan metanol. Kemungkinan perusahaan asal Jerman tersebut bekerjasama dengan perusahaan lokal agar projectnya bisa berjalan," kata Sigit.
ANTARA
Berita terkait
BNI Terus Ekspansi Bisnis Global
7 Maret 2022
Kinerja perdagangan luar negeri awal tahun ini masih tumbuh positif sehingga mendorong kinerja global banking BNI.
Baca SelengkapnyaJokowi Bersyukur Ekonomi RI Tumbuh Meski Global Sulit Diprediksi
5 Juli 2018
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan kondisi perekonomian dunia masih diwarnai dengan ketidakpastian sehingga sulit diprediksi dan dikalkulasi.
Baca SelengkapnyaPaguyuban Gudeg Wijilan Bersiap Go International, Begini Caranya
6 Mei 2018
Para penjual gudeg di Jalan Wijilan, Kota Yogyakarta bertekad terus mengembangkan potensinya untuk menembus pasar internasional.
Baca SelengkapnyaSamsung Minta Maaf di RUPS, Saham Langsung Turun
26 Maret 2017
Samsul menyampaikan permohonan maaf kepada pemegang saham terkait skandal korupsi Presiden Direkturnya dan insiden Galaxy Note 7.
Baca Selengkapnya300 CEO Akan Hadiri IORA Business Summit 2017
3 Maret 2017
Ketua Umum Kadin, Rosan Perkasa Roeslani, mengatakan IORA Business Summit (IBS) akan dihadiri lebih dari 300 CEO.
Baca Selengkapnya2017, Total Bor Enam Sumur di Blok Mahakam
1 Februari 2017
Kontrak Total di Blok Mahakam akan berakhir pada Desember 2017.
Baca SelengkapnyaToshiba Luncurkan Super Junction N-Channel Power MOSFET
20 Januari 2017
Toshiba Storage & Device Solutions Company, hari ini Jumat, 20 Januari 2017 meluncurkan super junction N-channel power MOSFETs 800V
Baca SelengkapnyaAnggrek Hitam Barito Selatan Diminati Singapura dan Malaysia
20 Januari 2017
Anggrek hitam merupakan jenis anggrek yang tumbuh di wilayah Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah sangat diminati oleh beberapa negara.
Baca SelengkapnyaEkspansi Bisnis Donald Trump di Indonesia
19 Januari 2017
Hary Tanoesoedibjo akan bertemu dengan putra Trump di Washington.
Pasar Dunia Incar Potensi Bisnis Peruri
18 Januari 2017
Direktur Utama Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) Prasetio menyebut pasar dunia sudah banyak mengincar potensi bisnis.
Baca Selengkapnya