Harga Batu Bara Kembali Terjungkal di level US$ 86 per ton  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Kamis, 12 Januari 2017 16:01 WIB

Pekerja memeriksa pasokan batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap Palabuhan Ratu, Sukabumi, 5 April 2016. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Harga batu bara acuan periode awal 2017 terjungkal lagi di angka US$ 86,23 per ton. Padahal akhir 2016, harga batu bara naik ke level tertinggi dalam beberapa tahun, yaitu US$ 101,67 per ton.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan penurunan harga terjadi lantaran kebijakan Cina yang mengatur perdagangan batu bara kalori tinggi supaya berada di bawah US$ 100 per ton.

"Mereka berusaha mengatur trade coal dengan kalori 6.322 agar berada di bawah US$ 100 per ton," ujar juru bicara Kementerian Energi, Sujatmiko, kepada Tempo, Kamis, 12 Januari 2017.

Penurunan harga batu bara juga disebabkan oleh melemahnya mata uang Cina. Tren tersebut kemudian berimbas pada penurunan harga batu bara di Negeri Panda. Diketahui, Cina adalah importir batu bara terbesar Tanah Air.

Baca: Asosiasi Smelter Usul Konsentrat Freeport Diolah Swasta

Sujatmiko menuturkan produksi batu bara tahun ini stabil di angka 413 juta ton berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Target itu jauh menurun dibanding realisasi produksi tahun lalu sebesar 434 juta ton.

Meski begitu, ucap Sujatmiko, harga batu bara bakal tetap stabil lantaran meningkatnya alokasi batu bara domestik yang diprediksi mencapai 121 juta ton tahun depan. Angka itu lebih besar dibanding realisasi tahun lalu sebesar 90,55 juta ton.

Baca: Proyeksi 2017, Harga Komoditas Energi Makin Melambung

Untuk jangka panjang, penggunaan batu bara bakal stabil melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang. Menteri Energi Ignasius Jonan sebelumnya mengatakan PLTU mulut tambang krusial karena pengembangan listrik harus berdasarkan sumber energi yang tersedia di wilayah masing-masing. Misalnya, di Sumatera Selatan, sebagian besar setrum seharusnya berasal dari energi batu bara. Sebab, daerah ini termasuk penyimpan cadangan batu bara terbesar di Indonesia.

Skema tersebut, ujar Jonan, mutlak diperlukan supaya biaya pembangkitan listrik semakin murah. Saat ini, biaya penyediaan listrik bertambah lantaran komponen biaya angkut yang cukup besar. Akibatnya, listrik yang dihasilkan tidak efisien.

ROBBY IRFANY




Berita terkait

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

49 menit lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

4 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

13 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

20 hari lalu

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

Tragedi macet terparah mudik pada 2016. Kilas balik tragedi Brexit yang tewaskan belasan orang.

Baca Selengkapnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

28 hari lalu

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk periode 2011-2016 Milawarman divonis bebas dalam kasus dugaan korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS).

Baca Selengkapnya

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

29 hari lalu

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

Ignasius Jonan dan Salman Subakat ada di antara empat nama anggota MWA ITB unsur wakil masyarakat. Menunggu pengesahan mendikbudristek.

Baca Selengkapnya

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

43 hari lalu

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

Pusat Studi Ekonomi dan Sumber Daya Alam (Pusesda) menolak rencana Bahlil membagikan izin usaha pertambangan (IUP) ke organisasi kemasyarakatan.

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

43 hari lalu

Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sudah mencabut 2.051 Izin Usaha Pertambangan (IUP) sejak 2022.

Baca Selengkapnya

Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

52 hari lalu

Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

Neraca dagang antara Indonesia dan Vietnam mencapai USD 12,84 Miliar sepanjang 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

54 hari lalu

Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Simbara menaikan penerimaan pajak batu bara.

Baca Selengkapnya