Pekerja merapikan alas sepatu di salah satu UMKM kerajinan sepatu kulit ikan nila di Cibaduyut, Bandung, 19 September 2016. Sepatu kulit ikan nila tersebut menjadi produk unggulan usaha tekstil "Marista". ANTARA/Yusran Uccang
TEMPO.CO, Jakarta - Dana bergulir yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM) ditargetkan dapat tersalur hingga Rp 1,5 triliun tahun ini.
Direktur Utama LPDB-KUMKM Kemas Danial mengatakan pihaknya menargetkan penyaluran dana bergulir sebesar Rp 1,5 triliun kepada 120.292 UMKM mitra di seluruh Indonesia pada 2017.
"Target penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM yang ditetapkan dalam rencana bisnis dan anggaran (RBA) tahun 2017 sebesar Rp 1,5 triliun yang disalurkan kepada 120.292 UMKM melalui 586 mitra yang terdiri atas koperasi dan nonkoperasi," ucapnya dalam jumpa pers penyampaian program 2017 di kantornya, Jakarta, Senin, 9 Januari 2017.
LPDB-KUMKM, yang merupakan satuan kerja Kementerian Koperasi dan UKM, telah menyalurkan dana bergulir kepada mitranya, yakni koperasi dan UKM, sejak awal 2008 hingga 31 Desember 2016 sebesar Rp 8,08 triliun. Dan itu disalurkan kepada 965.685 UMKM melalui 4.251 mitra di seluruh Indonesia.
Khusus 2016, dana bergulir telah terserap 100,55 persen dari total target penyaluran Rp 1 triliun. "Pada 2016, LPDB telah melakukan proses penyaluran sebesar Rp 1,05 triliun. LPDB-KUMKM juga telah mencairkan dana bergulir yang diproses pada 2015 sebesar Rp 845,4 miliar," tutur Kemas.
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
27 Februari 2024
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
14 Juli 2023
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.