Kepolisian Targetkan PNPB Rp 7,4 Triliun  

Reporter

Jumat, 6 Januari 2017 17:19 WIB

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar memberikan keterangan pers di Mabes Polri, Jakarta, 3 Desember 2016. Tujuh tersangka antara lain: Kivlan Zein, Adityawarman, Ratna Sarumpaet, Firza Husein, Eko, Alvin dan Rachmawati. ANTARA/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia menaikkan target penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada 2017. Bila pada tahun lalu sebesar Rp 5,3 triliun, PNBP Polri tahun 2017 bertambah menjadi Rp 7,4 triliun.

"Dengan peraturan pemerintah baru ini jadi ada target baru," kata Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, juru bicara Polri, di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 6 Januari 2017.

Baca:
Target PNPB Minerba Tahun Depan Dinilai Terlalu Tinggi

Ia menjelaskan, ada sejumlah alasan naiknya target PNBP Polri. Di sektor lalu lintas, misalnya, perlu adanya modernisasi peralatan komputerisasi Samsat, penyesuaian insentif petugas pelayanan Samsat, dan peningkatan perawatan peralatan Samsat. "Target PNBP di luar lalu lintas ada unsur intelijen dan surat keterangan catatan kepolisian," ucap Boy Rafli.

Boy menuturkan penggunaan anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk keperluan layanan Polri tidak dimungkinkan. Sebab, APBN fokus untuk belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal. "Jadi PNBP murni untuk perbaikan pelayanan publik, tidak boleh dipakai yang lain," katanya.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani menyatakan proses penetapan kenaikan target PNBP melewati proses yang panjang, mulai pembahasan di level lintas kementerian hingga Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan. Hal terpenting, menurut dia, ialah jalannya pengawasan dari masyarakat. "Masyarakat bisa nilai pelayanan itu lebih baik tidak," ucapnya.

Baca:
Realisasi Defisit Anggaran Mencapai 75,6 Persen dari Target

Sebelumnya, pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak menaikkan tarif pengurusan surat-surat kendaraan bermotor.

Baca:
Target PNPB Minerba Tahun Depan Dinilai Terlalu Tinggi

Kenaikan itu meliputi pengesahan STNK, penerbitan nomor registrasi kendaraan bermotor pilihan, serta surat izin dan STNK lintas batas negara. Semua tarif baru itu mulai diberlakukan pada 6 Januari 2017.

Contohnya, untuk tarif baru kendaraan roda empat, STNK naik dari Rp 50 ribu menjadi Rp 200 ribu. Perpanjangan STNK dari Rp 50 ribu naik Rp 200 ribu berlaku per lima tahun. Pengesahan STNK Rp 50 ribu per tahun.

ADITYA BUDIMAN




Berita terkait

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

16 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

2 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

7 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

7 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

7 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

7 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

8 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

8 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya