Inflasi Rendah, Ekonom: Waspadai Tekanan Harga Tahun Ini  

Reporter

Rabu, 4 Januari 2017 17:46 WIB

TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis angka inflasi terendah dalam kurun waktu lebih dari lima tahun terakhir. Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian menilai rendahnya angka inflasi sepanjang tahun ini karena pemerintah mampu mengendalikan stabilitas harga makanan, yang notabene menjadi salah satu momok inflasi bagi Indonesia.

BPS mencatat indeks harga konsumen sebesar 0,42 persen secara bulanan pada Desember lalu. Sehingga akumulasi inflasi Indonesia Januari - Desember mencapai 3,02 persen secara tahunan. Ini adalah pencapaian terendah sejak 2009, yang pernah tercatat sebesar 2,78 persen.

Inflasi inti sepanjang Januari - Desember tercatat sebesar 3,07 persen secara tahunan. Inflasi pada Desember terutama berasal dari kenaikan harga bahan makanan.

"Meski ada faktor musiman pada Desember, namun tahun ini pemerintah cukup mampu mengantisipasi kenaikan harga makanan, sehingga tekanan harga dari bahan makanan tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya," kata Fakhrul dalam pernyataan tertulisnya, Rabu, 4 Januari 2017.

Baca: JP Morgan Diputus, Sri Mulyani: Ekonomi Dikelola Profesional

Menurut Fakhrul, tantangan ke depan pemerintah adalah tekanan inflasi berasal dari administered price seperti penyesuaian harga bahan bakar minyak dan listrik. ''Peran pemerintah untuk membenahi sisi suplai menjadi sangat penting, misalnya dengan membenahi jalur distribusi diharapkan bisa meminimalisasi dampak kenaikan harga BBM dan listrik," ucapnya.

Bahana memperkirakan inflasi pada akhir tahun ini bisa naik menjadi 3,8 persen dengan adanya kemungkinan kenaikan harga BBM dan listrik. Terlebih pemerintah berencana mencabut subsidi untuk pelanggan 990 VA yang jumlahnya diperkirakan mencapai 18,8 juta pelanggan.

Pencabutan subsidi ini akan dilakukan secara bertahap sebanyak tiga kali, yang dimulai pada awal tahun ini. Namun, kata Fakhrul, pemerintah masih sangat berhati-hati mengeksekusi rencana kenaikan harga karena pemerintah sangat menyadari pencabutan subsidi ini bakal mengkerek angka inflasi sepanjang tahun ini.

Baca: Alasan YLKI Tolak Kenaikan Tarif Pengurusan STNK dan BPKB

Dalam rencana anggaran tahun ini, pemerintah menargetkan inflasi tidak akan melampaui 4 persen. Tapi, bila kenaikan harga listrik dan BBM tetap akan dilaksanakan, Kementerian Koordinator Perekonomian harus mempersiapkan program pengendalian inflasi yang terfokus pada stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok.

MAYA AYU PUSPITASARI


Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

10 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

11 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

11 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

11 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

11 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

11 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

11 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

29 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya