Uang Rupiah Baru Dilengkapi Kode Khusus untuk Tunanetra

Reporter

Minggu, 25 Desember 2016 18:54 WIB

Seorang lansia menunjukkan sejumlah uang rupiah terbaru setelah menukarnya di loket mobil Bank Indonesia di Pasar Minggu, Jakarta, 21 Desember 2016. Bank Indonesia menurunkan mobil kas keliling untuk melayani penukaran uang rupiah emisi 2016 ke pasar-pasar. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Bukittinggi - Bank Indonesia baru saja meluncurkan uang rupiah baru tahun emisi 2016. Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Hendar, pada uang rupiah baru itu dilengkapi kode khusus untuk penyandang tunanetra. "Tujuannya juga memenuhi hak-hak penyandang disabilitas. Ada blind code pada setiap lembar uang sehingga penyandang disabilitas bisa mengetahui nominal uang yang dimilikinya," ujar Hendar di Bukittinggi, Minggu, 25 Desember 2016.

Bank Indonesia juga menggelar acara sosialisasi ke sejumlah daerah, di antaranya Sumatera Barat. Pada hari ini, sosialisasi uang rupiah baru dilakukan kepada para pedagang di Pasar Atas, Kota Bukittinggi, Minggu, 25 Desember.

Baca: JK: Rupiah Baru Karya Bangsa Sendiri, Tak Mirip Yuan Cina

Seusai sosialisasi, Hendar mengatakan kegiatan itu rutin dilakukan oleh BI, terlebih uang rupiah tahun emisi 2016 baru saja diresmikan pada 19 Desember 2016. "Dalam kunjungan ke Bukittinggi ini, kami juga mengenalkan tujuan dari penerbitan uang baru itu," katanya.

Ia menerangkan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 penerbitan uang dilakukan dengan tujuan memberikan ciri atau keseragaman uang rupiah khususnya dalam bentuk kertas. "Pada uang kertas bagian depan memuat para pahlawan dan bagian belakang memuat suatu objek budaya atau keindahan alam Indonesia, seperti objek wisata Ngarai Sianok di Bukittinggi yang juga ada dalam uang rupiah," ujarnya.

Selanjutnya, penerbitan uang dilakukan untuk keamanan agar tidak mudah ditiru, sehingga secara berkala BI melakukan kajian kapan suatu pecahan uang perlu dicabut atau ditarik dari peredaran.

Baca: BI Pastikan Jumlah Rupiah yang Beredar Sesuai Kebutuhan

Bank Indonesia secara resmi menerbitkan sebelas pecahan uang rupiah tahun emisi 2016, terdiri atas uang kertas pecahan Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, Rp 20 ribu, Rp 10 ribu, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000 serta uang logam pecahan Rp 1.000, Rp 500, Rp 200, dan Rp 100.

Ia menyebutkan meski telah resmi dikeluarkan, uang rupiah lama seperti emisi 2014 masih tetap berlaku hingga akhirnya ditetapkan untuk dicabut. "Dengan keadaan luas wilayah dan jumlah penduduk Indonesia, peredaran uang baru masih terbatas namun saat ini yang penting setiap kantor perwakilan BI di seluruh Indonesia harus memiliki persediaan uang baru sekiranya masyarakat membutuhkan. Untuk beredar secara lebih luas membutuhkan waktu dan dilakukan bertahap, sehingga uang lama masih tetap berlaku," ujarnya.

ANTARA

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya