Pasokan BBM dan Listrik Selama Natal dan Tahun Baru Aman
Editor
Setiawan Adiwijaya
Kamis, 22 Desember 2016 19:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memprediksi terjadi kenaikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji selama Natal dan tahun baru. Namun ia memastikan pasokan BBM dan LPG bisa memenuhi lonjakan kebutuhan tersebut. "Stok BBM dan listrik untuk periode tersebut aman," kata dia di kantornya, Kamis, 22 Desember 2016.
Jonan menambahkan konsumsi seluruh jenis BBM dan elpiji diprediksi naik selama periode tersebut. Hanya Premiun dan solar yang konsumsinya diperkirakan menurun dibandingkan hari biasa.
Konsumsi Pertalite diprediksi naik paling tinggi yaitu 20 persen dari rata-rata harian normal yaitu dari 28.687 kilo liter (KL) per hari menjadi 34.481 KL per hari. Sementara Pertamax akan naik 15 persen dari 14.843 KL menjadi 33.192 KL per harinya. Konsumsi avtur naik 9,7 persen dari 11.328 KL menjadi 12.430 KL; elpiji naik 7 persen dari 21.413 MT menjadi 22.889 MT; dan minyak tanah naik 2,1 persen dari 1.645 KL menjadi 1.680 KL per hari.
Sementara konsumsi Premium diperkirakan turun hingga 13 persen dari rata-rata harian normal sebanyak 61.542 KL menjadi 54.462 KL per hari. Solar turun 3 persen dari 39.006 KL menjadi 37.924 KL per hari.
Baca: Bappenas: Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Berkurang
Menurut Jonan, lonjakan tersebut masih bisa ditutupi dengan stok saat ini. Stok rata-rata Premium selama periode tersebut sebanyak 1,4 juta kilo liter (KL) atau setara dengan 19 hari dan Solar mencapai 1,8 juta KL atau 24 hari. Sementara stok Pertamax mencapai 340 ribu KL atau setara 25 hari; Avtur 336 ribu atau 25 hari; dan elpiji 326 ribu MT atau 17 hari.
Jonan berujar, Pertamina sudah menyiapkan strategi untuk menjamin kelancaran distribusi BBM dan elpiji. Pertamina membentuk Posko Sathas BBM dan LPG di kantor pusat dan seluruh kantor wilayah mulai 22 Desember 2016-8 Januari 2017. Pengawasan stok BBM dan elpiji di seluruh terminal dilakukan melalui sistem komputerisasi.
Terminal BBM dab LPG, SPBU, dan SPBE akan dioperasikan penuh selama 24 jam. Terutama terminal yang terletak di jalur wisata dan pusat perayaan Natal dan tahun baru.
Untuk antisipasi kemacetan, Pertamina menyiapkan mobil tangki bersiap di SPBU yang berada di jalur macet. Jalur contra flow disiapkan untuk mengatasi mobilitas kendaraan yang stagnan akibat macet.
Pertamina juga menyediakan produk Pertamax dan Pertamax Plus dalam kemasan 2, 5, 10, dan 20 liter di SPBU yang belum menjualnya. Pertamina Dex dalam kemasan 10 liter pun turut disiapkan.
Ketersediaan elpiji juga akan diantisipasi dengan menambah pasokan di agen dan SPPBE. Pertamina menyiapkan produk baru LPG, Bright Gas, sebagai tambahan pasokan elpiji rumah tangga.
Baca: Kontroversi Pemilihan Pahlawan di Uang Baru, Ini Kata BI
Untuk ketersediaan listrik, Jonan mengatakan pasokannya dalam kondisi cukup. Pada 25 Desember, daya tampung listrik nasional sebanyak 39.779 Mega Watt (MW). Beban puncak diperkirakan mencapai 29.271 MW. Cadangan operasi yang disiapkan sebanyak 10.506 MW.
Selama periode tersebut, sebanyak 14 wilayah dinyatakan memiliki pasokan listrik yang cukup. Sementara 9 wilayah berstatus siaga atau cadangannya lebih kecil dibandingkan pembangkit terbesar. Kesembilan wilayah tersebut ialah Kepulauan Riau, Batam, Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Tengah, Kendari, Jayapura, Sorong, dan Kupang. Namun Jonan menjamin tak ada pemadaman di wilayah tersebut.
Upaya pengamanan penyediaan tenaga listrik dilakukan dengan menghimbau pelanggan PLN untuk tetap menjalankan gerakan hemat listrik. PLN juga tidak akan melakukan pekerjaan atau pemeliharaan yang dapat mengganggu pasokan listrik selama periode tersebut.
VINDRY FLORENTIN