Kasus Pajak Google, Sri Mulyani: Negosiasi Awal 2017

Kamis, 22 Desember 2016 15:29 WIB

Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati berbicara pada panel di pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia Group di Washington, 7 Oktober 2016. REUTERS/James Lawler Duggan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati angkat bicara terkait buntunya negosiasi antara Direktorat Jenderal Pajak dengan Google Asia Pasific Pte. Ltd. terkait pajak yang harus dibayarkan Google di Indonesia. Menurut dia, timnya bersama Google akan duduk bersama untuk memverifikasi data yang dimiliki keduanya.

"Saya minta kepada tim saya untuk terus melihat dan berkomunikasi. Pada tahun baru, akan ada pembahasan lebih lanjut mengenai detail dari basis perhitungan (pajak Google)," kata Sri Mulyani saat ditemui di Four Seasons Hotel, Jakarta Selatan, Kamis, 22 Desember 2016.

Sri Mulyani berujar, Ditjen Pajak telah melakukan estimasi berdasarkan data-data yang dimilikinya mengenai volume dan nilai dari transaksi Google. "Tentu mereka memiliki versi mereka. Pada akhirnya, yang bisa dipegang oleh kedua belah pihak adalah apabila kita bisa verifikasi data versi Ditjen Pajak atau versi Google," ujarnya.

Pada prinsipnya, menurut Sri Mulyani, pemerintah menyambut baik semua aktivitas yang diambil oleh semua perusahaan yang berbisnis di Indonesia. "Namun, dari sisi hak negara dan kewajiban untuk membayar pajak, kami ingin bahwa itu dilakukan secara fair dan penuh dengan kepatuhan.”


Baca: Sengketa Pajak, Google Terancam Bayar Denda 400 Persen


Sri Mulyani menegaskan, semua perusahaan yang mendapatkan penghasilan dari Indonesia, harus membayar pajak. Namun, dia tidak bisa menampik bahwa Google juga membawa manfaat bagi masyarakat. "Entah teknologi, entah nama, entah perangkat, untuk Indonesia bisa mendapat manfaat dari search engine itu."

Pemerintah, kata Sri Mulyani, akan menghormati investasi yang dimiliki Google. Namun, jika Google mendapatkan keuntungan dari kegiatan mereka di dalam negeri, Indonesia perlu mendapatkan haknya. "Tinggal bagaimana kita menyetujui dan mengkalkulasi berapa value yang datang dari Indonesia," katanya.

Kesepakatan negosiasi pajak (settlement) antara Direktorat Jenderal Pajak dengan Google Asia Pacific Pte. Ltd. menemui jalan buntu. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus Muhammad Haniv berujar, dengan tidak maunya Google, proses pemeriksaan bukti permulaan akan dilanjutkan.

Simak: Tagih Pajak Google, Rudiantara: Enggak Ada Istilah Nyerah


Google disinyalir tidak mau membayar pajak karena merasa total tagihan pajak hanya sekitar Rp 337,5-405 miliar. Namun, Ditjen Pajak menghitung, penghasilan Google bisa mencapai Rp 6 triliun pada 2015 dengan penalti sebesar Rp 3 triliun. Ditjen Pajak pun bersedia memberikan keringanan tarif Rp 1-2 triliun.

Saat ini, Ditjen Pajak telah meminta Google untuk memberikan laporan keuangannya dalam satu bulan ke depan agar bisa segera diproses melalui tarif pidana pajak biasa dengan denda 150 persen. "Kalau tetap tak memberi laporan keuangan, akan didenda 400 persen karena masuk dalam tahap investigasi," ujar Haniv.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Advertising
Advertising

Berita terkait

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

5 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

1 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

1 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

2 hari lalu

Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

TKN memastikan pembahasan program makan siang gratis untuk RAPBN 2025 sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi dan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya