Butuh Tenaga Terampil, Pemerintah Rancang Pelatihan Vokasi  

Reporter

Editor

Erwin prima

Jumat, 9 Desember 2016 05:19 WIB

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution (kedua kiri), Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kiri) dan Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad (kanan) meresmikan peluncuran Strategi Nasional Keuangan Inklusif di Istana Negara, Jakarta, 18 November 2016. Presiden menargetkan Indeks Keuangan Inklusif di Indonesia dapat mencapai 75 persen pada tahun 2019 dari 36 persen yang tercatat tahun ini. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tengah mempersiapkan program untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja di sektor-sektor prioritas. Hal itu sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo yang ingin agar program bagi tenaga kerja tersebut bisa terealisasi secepat mungkin.

“Presiden selalu mengingatkan agar kita menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas dalam jumlah jutaan, bukan ratusan ribu lagi,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution dalam rapat koordinasi Penyiapan Tenaga Kerja Sektor Prioritas seperti dikutip dalam rilisnya, Kamis, 8 Desember 2016.

Darmin mengatakan ASEAN Mutual Recognition Arrangement (MRA) telah menetapkan standar dan kompetensi bagi delapan profesi yang diperlukan di kancah ASEAN. Nantinya, Indonesia bisa menerima tenaga kerja dari negara-negara ASEAN untuk profesi-profesi tersebut. Begitu juga sebaliknya.

Delapan profesi itu adalah insinyur, arsitek, tenaga pariwisata, akuntan, dokter, dokter gigi, surveyor, dan perawat. Adapun sektor prioritas dalam konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yakni agro, karet, kayu, e-ASEAN, kesehatan, transportasi udara, elektronika, pariwisata, tekstil, perikanan, otomotif, dan jasa logistik.

Untuk mencetak tenaga kerja terampil yang dibutuhkan industri, pemerintah pun merancang pendidikan dan pelatihan vokasi yang diprioritaskan pada bidang pembangunan infrastruktur, sertifikasi tanah rakyat, industri manufaktur, farmasi, dan pariwisata.

Untuk menyediakan tenaga kerja dalam jumlah yang besar, menurut Darmin, pemerintah membutuhkan tempat pelatihan dengan peralatan yang benar-benar seusai dengan yang dibutuhkan industri. "Jadi, kalau lulus, tak perlu ada adjustment lagi,” ujar Darmin.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Baca:
Kata Presiden Jokowi tentang Timnas yang Tembus Final AFF 2016
Polri Akan Buka Data Penyandang Dana Makar, Asal...
Siapa Hatta Taliwang yang Jadi Tersangka Dugaan Makar?

Berita terkait

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

2 hari lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

10 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

36 hari lalu

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI

Baca Selengkapnya

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

37 hari lalu

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

40 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

42 hari lalu

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

50 hari lalu

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

57 hari lalu

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

Jokowi mengklaim kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61 persen.

Baca Selengkapnya

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

29 Februari 2024

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

20 Februari 2024

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

Tenaga honorer merupakan bagian integral dari struktur tenaga kerja di Indonesia, terutama di sektor publik.

Baca Selengkapnya