Potensi Ekspor, Pupuk Kaltim Dukung Program Budidaya Kerapu

Reporter

Kamis, 8 Desember 2016 20:24 WIB

Kelompok nelayan memberi makan ikan kerapu dalam keramba di perairan pulau Kolorai, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, 12 November 2015. Perairan pulau itu merupakan jalur migrasi tuna dari Pasifik ke laut di nusantara dan sebaliknya. Dengan segala potensi kelautannya Morotai digadang-gadang menjadi sebuah kawasan Mega Minapolitan. ANTARA/Fanny Octavianus

TEMPO.CO, Jakarta - Anak perusahaan PT Pupuk Indonesia Holding Company Persero), PT Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim, mendukung program budidaya ikan kerapu.

Menurut Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT Pupuk Kaltim Meizar Effendi, program budidaya ikan kerapu dirasa tepat mengingat peluang ekspor kerapu yang sangat menjanjikan.

Produksi ikan kerapu yang ada saat ini hanya sekira 6-10 ton per bulan. Sementara peluang untuk ekspor sekitar 20 ton per bulan, sesuai kapasitas minimal kapal asing yang bisa sandar di pelabuhan Bontang," ucap Meizar dalam keterangan tertulis, Kamis, 8 Desember 2016.

Program budidaya ikan kerapu dimulai dengan memberangkatkan masyarakat Bontang Kalimantan Timur untuk mengikuti pelatihan dan pemagangan budidaya ikan kerapu dan lobster di Panimbangan Tanjung Lesung Banten pada akhir November lalu. Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat pesisir menjadi lebih mandiri, menciptakan tenaga terdidik dan berpengalaman dalam budidaya perikanan.

"Selain itu juga untuk menarik investor agar mau berinvestasi di Bontang, selain investasi bisnis berbasis gas atau sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui," ucap Meizar.

Baca: Jerman Tawari Bali Kerja Sama Infrastruktur dan Pendidikan

Meizar menyebutkan Pupuk Kaltim akan terus berupaya untuk meningkatkan sinergi dengan Pemkot Bontang dalam meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir. Sinergi di bidang pengembangan pesisir sangat tepat mengingat pasokan gas alam yang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui bisa saja habis.

“Agar Bontang tidak menjadi kota mati yang ditinggalkan oleh penduduknya, diharapkan budidaya ikan kerapu dan terumbu menjadikan Bontang sebagai Kota Bahari yang diperhitungkan di Indonesia, bahkan di dunia,” ucap Meizar.

Meizar menambahkan perusahaan terus berkomitmen untuk menjaga ekosistem laut melalui program tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan (CSR) dan CSV (creating shared values) atau peran ganda perusahaan untuk menciptakan nilai ekonomi dan sosial.

Simak: Industri Kreatif Efektif Perkuat Identitas Bangsa

Perusahaan juga berkomitmen untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir dengan mengembangkan berbagai program kemaritiman. Salah satunya adalah dengan menebar4.000 bibit ikan kerapu di keramba nelayan Tanjung Limau. “Kami meyakini bahwa konsep CSV menjadi solusi konkrit dan terkini bagi masyarakat dan lingkungan,” kata Meizar.

SETIAWAN ADIWIJAYA

Berita terkait

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

9 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

20 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

39 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

39 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

39 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

40 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

40 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.

Baca Selengkapnya

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

53 hari lalu

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.

Baca Selengkapnya

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

25 Februari 2024

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.

Baca Selengkapnya

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

19 Februari 2024

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.

Baca Selengkapnya