Pengamat: Spekulan Domestik Pengaruhi Aliran Modal Keluar

Reporter

Rabu, 7 Desember 2016 20:18 WIB

Muliaman Darmansyah Hadad. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartarti mengatakan penarikan modal (capital outflow) terjadi bukan hanya karena sentimen pasar global. Derasnya aliran dana keluar juga disebabkan permainan spekulan di pasar domestik.

"Aliran keluar terjadi bukan cuma ke luar Indonesia, melainkan penarikan antar bank," kata Enny saat dihubungi Tempo, Rabu, 7 Desember 2016.

Enny menilai intervensi Bank Indonesia dalam menurunkan suku bunga 7 days repo justru dimanfaatkan para spekulan. Pasar khawatir terhadap likuiditas dan kebutuhan mata uang dollar.

Pelaku usaha, kata Enny, juga memutarkan uangnya setelah melakukan repatriasi. Mereka menggunakan berbagai instrumen investasi untuk menampung repatriasi minimal tiga tahun di dalam negeri. "Jadi tak ada yang bisa prediksi aliran ini," katanya.

Bank Indonesia melaporkan jumlah penarikan modal investor asing (capital outflow) sepanjang November lalu mencapai Rp30 triliun. Menurut BI, terpilihnya Presiden Amerika Donald Trump memberikan sentimen negatif terhadap aliran modal.

Baca: Jokowi Datang, Pengusaha Asing Ini Naik Kursi, Ada Apa?

"Kalau dilihat outflow di surat utang negara dan obligasi November sekitar Rp 30 triliun," kata Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung saat dihubungi.

Di sisi lain, BI mencatat keseimbangan dengan aliran modal masuk yang lebih besar. Juda mengatakan total capital inflow Januari sampai dengan Desember mencapai Rp119 triliun. Tak hanya itu, fundamental ekonomi domestik terjaga dengan nilai defisit transaksi berjalan (CAD) akhir tahun di level 1,9 persen. Adapun faktor ekspor non migas juga menunjukkan titik positif baik secara harga maupun volume perdagangan.

B Imemprediksi aliran dana masuk sepanjang tahun 2016 tetap kondusif, meskipun tahun depan diprediksi terjadi ketidakpastian serupa. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi seperti hasil referendum Italia yang membuat Perdana Menteri Matteo Renzi mundur dari jabatannya.

Simak: Saham Sari Roti Turun, Dampak Bantahan Bagi Roti Gratis?

Pengganti Renzi akan menentukan sikapnya terhadap kebijakan Uni Eropa. "Jika kebijakannya sangat nasionalis atau anti Uni Eropa, akan menambah ketidakpastian seperti Trump. Dampaknya akan ke global, tidak langsung ke kita," ujar Juda. Pemilihan Presiden Prancis juga sangat berpengaruh terhadap devisa.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad optimistis perubahan sentimen capital outflow hanya sementara. Menurut dia, jumlah likuiditas sangat penting dalam perekonomian. "Umumnya sementara. Ketika situasi kembali mapan, dia kembali cari sumber return yg baik," kata Muliaman.

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

8 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

11 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

12 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

15 hari lalu

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

Serangan balasan Iran terhadap Israel meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini menambah beban baru bagi ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

43 hari lalu

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

43 hari lalu

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

Kebijakan PPN di Tanah Air diatur dalam Undang-Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Baca Selengkapnya

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

44 hari lalu

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus membandingkan besaran tarif PPN di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

44 hari lalu

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

Indef menyatakan penjual akan reaktif terhadap kenaikan PPN.

Baca Selengkapnya

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

44 hari lalu

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

Indef membeberkan dampak kenaikan pajak pertabambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

57 hari lalu

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti mengungkapkan kriteria ideal Menkeu seperti apa yang dibutuhkan oleh Indonesia di masa mendatang.

Baca Selengkapnya