BI: Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Bisa 6 Persen Tahun Depan  

Reporter

Editor

Rabu, 7 Desember 2016 07:00 WIB

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi dan IMF. shutterstock.com

TEMPO.CO, Surabaya - Bank Indonesia optimistis perekonomian Indonesia bakal membaik pada tahun 2017, termasuk provinsi Jawa Timur. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kantor Wilayah IV Jawa Timur Benny Siswanto Mengatakan ini terlihat dari pertumbuhan di Jatim yang melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional setiap bulan.

"Jika sekarang antara 5,5 sampai 5,6 persen, pada 2017 bisa mencapai 6,1 persen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kantor Wilayah IV Jawa Timur Benny Siswanto usai acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Hotel Shangri-La Surabaya, Selasa, 6 Desember 2016.



Penyebabnya, Benny berujar, ekonomi Jawa Timur ditopang oleh beberapa faktor, termasuk tingkat konsumsi warga dan permintaan dari provinsi lainnya. Menurut dia, industri makanan dan minuman Jawa Timur sangat potensial. "Karena permintaan masih tinggi," ujar dia.

Untuk mewujudkan pertumbuhan tersebut, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan perlu ada peningkatan dukungan dari sektor konsumsi yang kini berkisar 60 persen. Pada situasi sekarang, kata dia, sebaiknya ditumbuhkan lebih tinggi dari 60 persen. Menurutnya, provinsi tidak bisa hanya mengandalkan ekspor. "Pada 2017 saya optimistis konsumsi masyarakat masih stabil," ucapnya.

Menurut Pakde Karwo--sapaan akrab gubernur, tantangan terbesar saat ini ialah pada sektor pertanian,industri, danperdagangan. Di sektor pertanian, kata dia, terjadi mutasi lahan sekitar 1.100 hektar per tahun. Sedangkan di sektor industri, impor bahan baku masih tinggi yakni sebesar 79,83 persen. "Belum lagi tantangan di sektor perdagangan berupa biaya logistik yang masih tinggi," tutur dia.

Di pengujung 2016, pihaknya memprediksi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV berkisar 5,5 sampai 5,9 persen, sehingga sepanjang 2016 mencapai 5,6 persen.

Bank Indonesia menilai provinsi Jawa Timur menunjukkan pertumbuhan ekonomi impresif dengan inflasi yang terjaga rendah. Inflasi diperkirakan terkendali di rentang 2,9 sampai 3,1 persen, terutama akibat inflasi inti dan inflasi administered price yang relatif stabil.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

1 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

3 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya