Kemenperin Ajukan Berau Jadi Zona Pengembangan Sawit

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 5 Desember 2016 23:01 WIB

Sebuah lahan yang baru terbakar sudah ditanami olah bibit pohon sawit yang sekarang sedang investigasi polisi di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 30 Oktober 2015. Kerbakaran selama berminggu-minggu di hutan dan lahan gambut yang kaya karbon dari pulau Sumatera dan Kalimantan. REUTERS/Darren Whiteside

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian mengajukan Kawasan Industri Berau yang berdiri di lahan seluas 3.400 hektare di Kalimantan Timur, menjadi zona hijau pengembangan sawit atau palm oil green economic zone (POGEZ).

Demikian disampaikan Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto usai mendampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bertemu Presiden Direktur PT Berau Nusantara Kawasan Industri (BNKI) Rauf Purnama.

"Kita memang ingin ada satu di Kaltim, tadinya Pupuk Kaltim (Bontang), tapi lahannya masih belum siap. Nah, di Berau itu sudah siap," kata Panggah di Jakarta, Kamis 1 Desember 2016.

Ia menyampaikan, Kawasan Industri Berau memiliki fasilitas yang terbilang diap karena memiliki pelabuhan, ketersediaan air, listri dan adanya industri pulp dan kertas yang sudah beroperasi.

Sementara itu, lokasi yang ada di Kawasan Industri Bontang masih berupa lahan perhutanan, yang dinilai belum siap.

"Kalau melihat kondisinya, pengembangannya sepertinya masih lama. Jadi, Berau yang paling siap," ujar Panggah.

Diketahui, pemerintah Indonesia dan Malaysia serius untuk mendorong pengembangan industri olahan kelapa sawit yang mampu meningkatkan nilai tambah produk dan ramah lingkungan. Apalagi, Indonesia dan Malaysia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia.

Untuk itu, Pemerintah Indonesia dan Malaysia menginisiasi kerja sama dibidang ekonomi melalui pembentukan lembaga persatuan negara penghasil minyak kelapa sawit atau Council Palm Oil Producing Countries (CPOPC).

Lembaga ini akan fokus membuat standardisasi operasional industri sawit mulai dari hulu sampai hilir. Mulai dari membuat standar yang sama untuk seluruh produsen sawit baik standar di kebun maupun di industri pengolahannya, hingga pembinaan petani sawit, manajemen stok, dan pembangunan POGEZ.

Mengenai pembangunan POGEZ, kedua negara telah mengusulkan masing-masing tiga lokasi.

Pihak Indonesia menginginkan pengembangan di Kawasan Industri Dumai, Riau; Kawasan Industri Berau, Kalimantan Timur; dan Kawasan Industri Sei Mangkei, Sumatera Utara; sedangkan pihak Malaysia, di Lahad Datu, Bintulu, dan Tanjung Manis.

ANTARA

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

3 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

41 hari lalu

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

42 hari lalu

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca Selengkapnya

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

49 hari lalu

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?

Baca Selengkapnya

Berharap pada Minyak Makan Merah

50 hari lalu

Berharap pada Minyak Makan Merah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah. Dianggap bisa menjadi alternatif minyak goreng konvensional, harga lebih murah.

Baca Selengkapnya

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

51 hari lalu

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

Presiden Jokowi menyebut minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng. Apa kandungan dan manfaat minyak makan merah?

Baca Selengkapnya

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

51 hari lalu

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.

Baca Selengkapnya

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

6 Maret 2024

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian atau Kementan Andi Nur Alamsyah menyatakan sedang membahas simplifikasi aturan dan persyaratan perihal peremajaan sawit rakyat atau PSR.

Baca Selengkapnya

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

5 Maret 2024

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menyatakan bahwa tahun ini Kementan menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

4 Maret 2024

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

Terpopuler: Rencana pengalihan dana BOS untuk program makan siang gratis diprotes serikat guru, Presiden Jokowi cawe-cawe rencana kerja Prabowo.

Baca Selengkapnya