TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan mencatat realisasi belanja modal hingga akhir Oktober 2016 baru mencapai Rp98 triliun atau sekitar 43,1 persen dari target dalam APBN-Perubahan sebesar Rp227,5 triliun.
Data Kementerian Keuangan yang dikutip di Jakarta, Senin, 4 Desember 2016 menyatakan realisasi ini hampir sama dengan pencapaian akhir Oktober 2015 yang mencapai Rp98,9 triliun atau 35,9 persen dari target Rp275,8 triliun.
Perbaikan realisasi terlihat dari penyerapan belanja barang yang telah mencapai Rp177,6 triliun atau 63,2 persen dari target Rp281,2 triliun, dibandingkan dengan periode Oktober 2015 yang baru mencapai Rp131,5 triliun atau 55,1 persen dari target Rp238,8 triliun.
Sedangkan, realisasi belanja pegawai telah mencapai Rp259,3 triliun atau 75,6 persen dari target Rp343 triliun, dibandingkan dengan periode Oktober 2015 yang baru mencapai Rp234,2 triliun atau 79,9 persen dari target Rp293,1 triliun.
Secara keseluruhan, realisasi belanja pemerintah pusat pada periode ini telah mencapai Rp857,5 triliun atau 65,6 persen dari target Rp1.306,7 triliun, dibandingkan dengan Oktober 2015 yang tercatat Rp829,7 triliun atau 62,9 persen dari target Rp1.319,5 triliun.
Kementerian Keuangan memproyeksikan target belanja pemerintah pusat hingga akhir tahun 2016 bisa tercapai, dengan perkiraan belanja kementerian/lembaga sebesar Rp683 triliun dan belanja non-kementerian/lembaga sebanyak Rp519,7 triliun.
Hingga akhir Oktober 2016, Kementerian Keuangan juga mencatat penyerapan belanja kementerian/lembaga rata-rata mencapai 62,6 persen dari target, dengan rata-rata pertumbuhan dari 2015 ke 2016 tercatat kisaran 4,9 persen.
Kementerian/lembaga yang pertumbuhan belanjanya di atas proyeksi rata-rata dan diikuti dengan penyerapan yang tinggi pada periode ini adalah Kementerian Keuangan, Kepolisian RI dan Kementerian Kesehatan.
Sementara itu, kementerian/lembaga yang terkait dengan infrastruktur seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan dan Kementerian ESDM, penyerapannya masih di bawah rata-rata hingga awal November 2016.
ANTARA
Berita terkait
Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan
2 hari lalu
Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.
Baca SelengkapnyaKinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia
7 hari lalu
Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.
Baca SelengkapnyaInggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN
7 hari lalu
Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.
Baca SelengkapnyaNajeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi
7 hari lalu
Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.
Baca SelengkapnyaHari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan
9 hari lalu
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.
Baca SelengkapnyaTerkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah
9 hari lalu
Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.
Baca SelengkapnyaOJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah
9 hari lalu
OJK memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.
Baca SelengkapnyaAustralia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur
10 hari lalu
Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK
Baca SelengkapnyaFaktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang
15 hari lalu
Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?
Baca Selengkapnya15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan
15 hari lalu
Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.
Baca Selengkapnya