Seorang pengunjung menjajal layanan Mandiri Sekuritas Online Trading (MOST) yang berbasis mobile saat peluncuran aplikasi tersebut di Jakarta, (1/11). ANTARA/Fanny Octavianus
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir berharap jumlah nasabah yang melantai di bursa (IPO) tahun depan akan lebih banyak dibandingkan tahun ini. Namun ia belum menargetkan jumlah spesifik.
"Kami belum bisa bilang targetnya secara spesifik karena masih dalam tahap finalisasi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)," kata Silvano di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 2 Desember 2016. Namun secara keseluruhan, Mandiri Sekuritas menargetkan pertumbuhan 15-20 persen tahun depan.
Silvano mengatakan IPO merupakan keputusan strategis perusahaan. Menurut dia, perusahaan memutuskan untuk IPO bukan karena semata-mata ada insentif tertentu yang ditawarkan. Perusahaan butuh persiapan matang untuk IPO.
Salah satu persiapannya adalah memastikan besar perusahaan sudah cukup menjamin likuiditas saham yang ditawarkan. "Kalau size company-nya masih belum pas, IPO-nya kecil. Kasihan emiten dan investornya," kata dia.
Namun Silvano tak menampik bahwa insentif IPO akan sangat membantu calon emiten karena akan mempengaruhi biaya transaksi keseluruhan. "Dengan insentif, kami juga jadi mudah meyakinkan calon emiten," kata dia.
Ia juga akan menyambut baik jika proses IPO bisa dipercepat. Selama ini, proses melantai di bursa memakan waktu selama enam bulan. "Kami mendukung OJK dan BEI untuk memastikan due diligence dengan tidak terus menerus memotong waktu approval. Tapi kalau boleh mempercepat, kami sangat senang," katanya. Ia mengaku siap berdiskusi dengan OJK dan BEI untuk membahas kemungkinan pemangkasan proses IPO.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.