2017, Mandiri Sekuritas Targetkan Pertumbuhan 15-20 Persen

Reporter

Sabtu, 3 Desember 2016 07:16 WIB

Seorang pengunjung menjajal layanan Mandiri Sekuritas Online Trading (MOST) yang berbasis mobile saat peluncuran aplikasi tersebut di Jakarta, (1/11). ANTARA/Fanny Octavianus

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir berharap jumlah nasabah yang melantai di bursa (IPO) tahun depan akan lebih banyak dibandingkan tahun ini. Namun ia belum menargetkan jumlah spesifik.

"Kami belum bisa bilang targetnya secara spesifik karena masih dalam tahap finalisasi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)," kata Silvano di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 2 Desember 2016. Namun secara keseluruhan, Mandiri Sekuritas menargetkan pertumbuhan 15-20 persen tahun depan.

Silvano mengatakan IPO merupakan keputusan strategis perusahaan. Menurut dia, perusahaan memutuskan untuk IPO bukan karena semata-mata ada insentif tertentu yang ditawarkan. Perusahaan butuh persiapan matang untuk IPO.

Salah satu persiapannya adalah memastikan besar perusahaan sudah cukup menjamin likuiditas saham yang ditawarkan. "Kalau size company-nya masih belum pas, IPO-nya kecil. Kasihan emiten dan investornya," kata dia.

Namun Silvano tak menampik bahwa insentif IPO akan sangat membantu calon emiten karena akan mempengaruhi biaya transaksi keseluruhan. "Dengan insentif, kami juga jadi mudah meyakinkan calon emiten," kata dia.

Ia juga akan menyambut baik jika proses IPO bisa dipercepat. Selama ini, proses melantai di bursa memakan waktu selama enam bulan. "Kami mendukung OJK dan BEI untuk memastikan due diligence dengan tidak terus menerus memotong waktu approval. Tapi kalau boleh mempercepat, kami sangat senang," katanya. Ia mengaku siap berdiskusi dengan OJK dan BEI untuk membahas kemungkinan pemangkasan proses IPO.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

6 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

38 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya