Cabai Merah Sumbang Inflasi November 2016

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 2 Desember 2016 00:45 WIB

Ilustrasi cabai merah. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat salah satu komoditas pangan yang menjadi penyumbang inflasi sebesar 0,47 persen pada November 2016 adalah cabai merah yang dalam periode ini mengalami gangguan pasokan.

"Cabai merah rata-rata mengalami kenaikan harga 21,2 persen, karena faktor cuaca yaitu intensitas hujan yang tinggi," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Sasmito Hadi Wibowo dalam pemaparan di Jakarta, Kamis, 1 November 2016.

Sasmito mengatakan cabai merah mengalami kenaikan harga di sebanyak 76 kota karena faktor cuaca telah menyebabkan gagalnya panen dan menghambat distribusi komoditas tersebut di berbagai daerah, sehingga berpengaruh terhadap inflasi.

Selain cabai merah, komoditas lain penyebab terjadinya inflasi adalah bawang merah, cabai rawit, tomat sayur, tarif pulsa ponsel, beras, bayam, kacang panjang, kangkung, cabai hijau, tomat buah, bawang putih dan nasi dengan lauk.

Berdasarkan kelompok pengeluaran kelompok bahan makanan menjadi penyumbang tertinggi inflasi yaitu sebesar 1,66 persen, diikuti kelompok kesehatan 0,3 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok serta tembakau 0,25 persen.

Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar juga ikut menyumbang inflasi pada periode ini sebesar 0,16 persen, diikuti kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,07 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,02 persen.

"Hanya kelompok sandang yang mengalami deflasi pada November yaitu mencapai 0,01 persen," kata Sasmito.

Dengan inflasi November mencapai 0,47 persen, maka inflasi tahun kalender Januari-November 2016 telah tercatat sebesar 2,59 persen dan inflasi dari tahun ke tahun (yoy) mencapai 3,58 persen.

Sementara itu, inflasi inti pada November 2016 tercatat mencapai 0,15 persen, sehingga inflasi inti tahun kalender Januari-November 2016 tercatat sebesar 2,84 persen dan inflasi inti tahun ke tahun (yoy) 3,07 persen.

"Inflasi inti pada November 2016 sebesar 0,15 persen dan secara tahunan 3,07 persen. Ini merupakan yang terendah sejak 2004," ujar Sasmito.

Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 78 kota menyumbang inflasi pada November dan hanya empat kota yang mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 2,86 persen dan terendah di Singkawang yaitu 0,05 persen. Sedangkan, deflasi tertinggi dalam periode ini terjadi di Bau-Bau yaitu 1,54 persen dan terendah di Kendari 0,22 persen.

"Kota yang mengalami deflasi terutama di Indonesia timur, yaitu Bau-Bau, Tual, Jayapura dan Kendari, yang merupakan wilayah penghasil ikan. Harga ikan murah-murah disana. Inflasi tinggi di Manado, gara-gara harga tomat sayur naik tinggi hampir 222 persen," kata Sasmito.

ANTARA

Berita terkait

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

2 Maret 2024

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT menginisiasi program cetak petani milenial. Mereka diajari tanam cabai hingga bawang.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

17 Oktober 2023

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

Inflasi adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan. Berikut dampak yang ditimbulkan karena inflasi.

Baca Selengkapnya

Inflasi 15 Provinsi di Atas Nasional, Jokowi Minta Pemda Rajin Cek ke Lapangan

31 Agustus 2023

Inflasi 15 Provinsi di Atas Nasional, Jokowi Minta Pemda Rajin Cek ke Lapangan

Jokowi menyebutkan terdapat 15 provinsi dan kabupaten/kota yang laju inflasinya di atas tingkat nasional meskipun sudah di bawah 5 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023

1 Agustus 2023

Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023

Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Inflasi Kembali ke Sasaran, Lebih Cepat dari Perkiraan

1 Agustus 2023

Sri Mulyani: Inflasi Kembali ke Sasaran, Lebih Cepat dari Perkiraan

Sri Mulyani memperkirakan inflasi dapat tetap terkendali.

Baca Selengkapnya

Inflasi Tahunan Juli 3,08 Persen, Sektor Transportasi, Makanan dan Rokok Penyumbang Terbesar

1 Agustus 2023

Inflasi Tahunan Juli 3,08 Persen, Sektor Transportasi, Makanan dan Rokok Penyumbang Terbesar

BPS mencatat inflasi tahunan pada Juli 2023 sebesar 3,08 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati

31 Juli 2023

Ekonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati

Ekonom dari Bank Mandiri, Faisal Rachman, memperkirakan inflasi tahunan terus menurun sepanjang paruh kedua 2023.

Baca Selengkapnya

ASDP Jelaskan Faktor Pembentuk Tarif Baru Angkutan Penyeberangan yang Mulai Berlaku 3 Agustus

30 Juli 2023

ASDP Jelaskan Faktor Pembentuk Tarif Baru Angkutan Penyeberangan yang Mulai Berlaku 3 Agustus

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menerapkan penyesuaian tarif angkutan pada 29 lintasan penyeberangan di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Inflasi Tahunan Juni 2023 3,52 Persen, Terendah sejak April 2022

3 Juli 2023

BPS Catat Inflasi Tahunan Juni 2023 3,52 Persen, Terendah sejak April 2022

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi secara tahunan atau year on year pada periode Juni 2023 sebesar 3,52 persen.

Baca Selengkapnya

IMF Minta RI Pertimbangkan Larangan Ekspor Nikel, Bahlil Ungkap Standar Ganda

30 Juni 2023

IMF Minta RI Pertimbangkan Larangan Ekspor Nikel, Bahlil Ungkap Standar Ganda

Bahlil Lahadalia, menanggapi rekomendasi Dana Moneter Internasional atau IMF yang meminta Indonesia mencabut larangan ekspor mineral mentah, termasuk nikel, secara bertahap.

Baca Selengkapnya