Inflasi November 2016 0,47 Persen, Ini Pemicunya

Reporter

Kamis, 1 Desember 2016 13:36 WIB

TEMPO/Kink Kusuma Rein

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,47 persen pada November 2016. Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan ini tercatat sebesar 126,18.

"Inflasi masih di dalam interval target, baik target pemerintah maupun Bank Indonesia," kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa Badan Pusat Statistik Sasmito Hadi Wibowo di kantor BPS, Jakarta, Kamis, 1 Desember 2016.

Sasmito mengatakan inflasi dipicu oleh kenaikan harga barang bergejolak. Salah satunya ialah cabai merah yang harganya rata-rata naik 21,2 persen. Harga cabai merah naik akibat cuaca yang tidak memungkinkan tanaman tersebut tumbuh. "Pasokannya kurang dan distribusinya terganggu," katanya.

Dua komoditas lainnya yang memicu inflasi ialah bawang merah, cabai rawit, dan tomat sayur. Ketiga komoditas tersebut masing-masing naik sebesar 16,21 persen, 29,7 persen, dan 19,52 persen.

Sementara faktor penekan inflasi ialah penurunan harga telur ayam ras. Harga komoditas tersebut turun 2,4 persen. Sebabnya, pasokan telur ayam ras selama November sedang banyak.


Baca:
Apa yang Membuat Ahok Begitu Yakin Tak Menistakan Agama?
Baru, Pengakuan Ahok Soal Penistaan Al-Maidah
KPK Sebut BPK Punya Temuan Baru Soal Sumber Waras
Foto Intim Donny Kesuma dengan Wanita Beredar, Netizen Bereaksi

Kenaikan harga tersebut ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran. Indeks kelompok bahan makanan naik 1,66 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik 0,25 persen sementara perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 0,16 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi hanya kelompok sandang yaitu 0,01 persen.

Sasmito mengatakan sebanyak 78 kota IHK mengalami inflasi selama November. Inflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 2,86 persen. "Inflasi tinggi akibat harga tomat dan cabai yang melonjak," katanya. Inflasi terendah terjadi di Singkawang sebesar 0,05 persen.

Sementara 4 kota IHK lainnya mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Bau-Bau yaitu 1, 54 persen sementara deflasi terendah terjadi di Kendari 0,22 persen. Faktor pemicu rendahnya deflasi ialah harga ikan yang sedang turun.

Berdasarkan tahun kalender Januari-November 2016, tingkat inflasi mencapai 2,59 persen. Sementara tingkat inflasi yoy sebesar 3,58 persen. Sasmito mengatakan tren inflasi 2016 selalu berada di bawah inflasi 2015. Ia berharap tren tersebut bisa bertahan hingga akhir tahun. "Kenaikan inflasi yang cenderung terjadi di Desember perlu diwaspadai," katanya.

Komponen inti pada November 2016 mengalami inflasi 0,15 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender 2016 sebesar 2,84 persen. Sementara tingkat inflasi komponen inti yoy sebesar 3,07 persen, terendah sejak 2004. "Mudah-mudahan ini jurang inflasi inti terendah," katanya.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

3 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

3 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

13 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

13 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

13 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

13 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

13 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

13 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

13 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya