IHSG Berpeluang Menguat Ditopang Saham Energi

Reporter

Kamis, 1 Desember 2016 07:57 WIB

Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan. ANTARA/Yudhi Mahatma

TEMPO.CO, Jakarta - Mengawali perdagangan Desember, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diperkirakan akan bergerak bervariasi dalam rentang konsolidasi dan berpeluang melanjutkan penguatan terbatas.

Analis ekonomi dari First Asia Capital David Sutyanto memperkirakan IHSG bergerak dengan support di 5.130 dan resisten di 5.180.

"Saham-saham berbasiskan energy berpeluang menguat menyusul kenaikan harga komoditas energi," kata David Sutyanto dalam pesan tertulisnya Kamis, 1 Desember 2016.

Sebelumnya kemarin malam, Rabu, 30 November 2016 pasar saham global ditutup bervariasi. Indeks saham di Uni Eropa, Eurostoxx berhasil menguat 0,43 persen di 3.051,61.

Di Wall Street indeks DJIA tutup flat di 19.123,58. Indeks S&P dan Nasdaq masing-masing koreksi 0,3 persen dan 1 persen di 2198,81 dan 5323,68, menyusul koreksi di saham-saham sektor bioteknologi.

Meski demikian, saham sektor energi mengalami kenaikan, ditopang kenaikan harga minyak mentah tadi malam di AS hingga 8,4 persen di US$ 49 per barel.

"Kenaikan ini menyusul disepakatinya pemotongan produksi minyak OPEC untuk pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir," kata David.

Adapun IHSG pada perdagangan kemarin berhasil melanjutkan penguatan meski terbatas, sebesar 12,24 poin (0,24 persen), setelah sempat menguat 34 poin di sesi pertama, tutup di 5.148,91. Saham-saham perbankan, properti, infrastruktur dan jasa konstruksi berhasil menguat.

Sedangkan aksi jual cenderung melanda saham berbasiskan komoditas menyusul koreksi harga sejumlah komoditas pertambangan logam dan batubara.

Selain itu perdagangan saham kemarin masih diwarnai penjualan bersih asing hingga mencapai Rp 1,07 triliun. Sepanjang November 2016, IHSG koreksi 5 persen setelah Oktober menguat 1 persen.

Adapun nilai transaksi rata-rata harian di pasar reguler sepanjang November lalu melonjak mencapai Rp 6,32 triliun dan nilai transaksi rata-rata harian ini terbesar sejak periode Juni 2013 lalu.

Sepanjang November arus dana asing yang keluar dari pasar saham dalam bentuk penjualan bersih mencapai Rp 12,82 triliun, meningkat dari periode Oktober Rp2,28 triliun.

Menurut David, dengan adanya risiko capital outflow yang meningkat sepanjang November membuat rupiah melemah hingga hampir 4 persen sepanjang NoVember di Rp 13.563 per dolar AS.

DESTRIANITA

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

4 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

7 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

9 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

10 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

10 hari lalu

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

11 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

14 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

16 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya