Saat Sri Mulyani, Boediono, dan Chatib Bertemu Bahas Krisis

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 1 Desember 2016 05:00 WIB

Boediono dan Sri Mulyani. TEMPO/Wahyu Setiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga mantan menteri keuangan di berbagai kabinet berbeda, Boediono, Chatib Basri dan Sri Mulyani, berbicara soal krisis dalam seminar "Tantangan Pengelolaan APBN Dari Masa Ke Masa", di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu, 30 November 2016.

Dari mereka bertiga, semuanya menyandang gelar sarjana strata 3, hanya Boediono yang bukan alumnus Universitas Indonesia, melainkan Universitas Gadjah Mada, dan hanya Basri yang tidak pernah menjadi menteri koordinator bidang perekonomian.

Dari masa jabatan sebagai menteri keuangan, maka Boediono menempati posisi itu pada Agustus 2001-Oktober 2004, Mulyani pada Desember 2005-Oktober 2009, dan Basri pada Mei 2013-Oktober 2014.

Menurut Boediono, krisis itu diibaratkan gempa, yang tidak bisa diprediksi akan terjadi kapan, di mana, dan seberapa besar. Yang terpenting persiapan pemerintah menghadapi krisis yang bisa datang kapanpun.

"Elemen-elemen kejut akan tetap ada. Kita harus siap saja menghadapi elemen itu. Namun kita harus mempertajam kemampuan kita melihat ke depan, bukan hanya enam bulan atau setahun, tapi beberapa tahun ke depan," ujar Boediono.

Boediono menuturkan, harus ada semacam upaya pertahanan yang sistematis untuk meminimalisir dampak krisis tersebut, karena krisis itu sendiri tidak bisa dideteksi dan dicegah begitu saja.

"Kita perbaiki struktur ekonomi kita. Kalau tidak seimbang, maka akan gampang sekali digoyahkan. Memang jangka panjang, tapi harus diupayakan," katanya.

Selain itu, Boediono juga menekankan betapa penting koordinasi antar institusi yang bertugas mengatasi krisis, terutama saat krisis itu sendiri sedang terjadi. Oleh karena itu, diperlukan prosedur operasional standar yang jelas.

"Koordinasi dalam keadaan krisis semakin sulit, saat normal saja sulit. Biasanya semua kembali ke zona nyamannya masing-masing," ujarnya.

Mulyani juga mengungkapkan hal senada. Menurut dia, ketika krisis terjadi, seorang pemimpin akan benar-benar diuji sejauh mana ia memiliki keberanian dan kemauan untuk melawan zona nyamannya sendiri.

"Kalau dalam kondisi krisis, pengambil kebijakan melawan zone kenyamanan, itu bagian paling sulit. Bagaimana melawan intuisi mengamankan diri sendiri," ujarnya.

Sementara itu, Basri menekankan pentingnya kerja sama yang baik dalam forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, OJK, dan Lembaga Penjamin Simpanan.

Ia juga menekankan pentingnya komunikasi yang baik, apakah itu terhadap dunia internasional, terhadap publik, dan juga kepada Parlemen.

"Kita tidak mungkin bisa memprediksi krisis. Saya sendiri selalu meminta untuk dilakukan uji tekanan, apakah kita bertahan atau tidak," ujar Basri.
ANTARA

Berita terkait

Krisis Ekonomi Asia 1997 Berpotensi Terulang, Ini Kata McKinsey

26 Agustus 2019

Krisis Ekonomi Asia 1997 Berpotensi Terulang, Ini Kata McKinsey

McKinsey memperingatkan negara-negara Asia Pasifik agar mewaspadai terulangnya krisis ekonomi yang pernah terjadi pada 1997 silam.

Baca Selengkapnya

Darmin Sebut Idul Adha Kali Ini Berbeda Karena Gejolak Ekonomi

22 Agustus 2018

Darmin Sebut Idul Adha Kali Ini Berbeda Karena Gejolak Ekonomi

Menko Darmin mengatakan gejolak ekonomi dunia membuat perayaan Idul Adha tahun ini berbeda.

Baca Selengkapnya

George Soros Ingatkan Ancaman Krisis Ekonomi Global

31 Mei 2018

George Soros Ingatkan Ancaman Krisis Ekonomi Global

George Soros mengingatkan, gejolak di Uni Eropa bisa memicu krisis ekonomi global.

Baca Selengkapnya

20 Tahun Reformasi: Ekonomi Limbung Diguncang Krisis

14 Mei 2018

20 Tahun Reformasi: Ekonomi Limbung Diguncang Krisis

Anjloknya kurs rupiah menyeret Indonesia dalam pusaran krisis ekonomi. Bagaimana kini setelah 20 tahun reformasi?

Baca Selengkapnya

Krisis Ekonomi 10 Tahunan, Ini Kata Menteri Luhut Pandjaitan

8 Januari 2018

Krisis Ekonomi 10 Tahunan, Ini Kata Menteri Luhut Pandjaitan

Menteri Luhut menilai krisis ekonomi siklus sepuluh tahunan, yang pernah menerpa Indonesia pada 1998 dan 2008, tidak akan kembali terjadi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Krisis Ekonomi 2018? Ekonom Bank Dunia Ini Tak Percaya

14 Desember 2017

Indonesia Krisis Ekonomi 2018? Ekonom Bank Dunia Ini Tak Percaya

Ekonom Bank Dunia, Frederico Gil Sander, menilai ekonomi Indonesia sudah jauh membaik dibanding saat krisis pada 1998 dan 2008.

Baca Selengkapnya

Krisis 10 Tahunan? Bambang Brodjonegoro: Tak Ada Siklus-siklusan

13 Desember 2017

Krisis 10 Tahunan? Bambang Brodjonegoro: Tak Ada Siklus-siklusan

Kekhawatiran akan terjadi krisis ekonomi 2018 karena adanya siklus 10 tahunan dibantah Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri: Desember Krisis Ekonomi Kecil, Jangan Ugal-Ugalan

10 November 2017

Faisal Basri: Desember Krisis Ekonomi Kecil, Jangan Ugal-Ugalan

Ekonomi UI Faisal Basri memperkirakan pada Desember 2017 akan terjadi krisis ekonomi kecil."Tidak bisa serba ugal-ugalan," katanya.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Prediksi Krisis Ekonomi Kecil pada November, jika...

12 Oktober 2017

Faisal Basri Prediksi Krisis Ekonomi Kecil pada November, jika...

Faisal Basri memprediksi akan terjadi krisis ekonomi kecil jika Presiden Jokowi tidak memotong belanja infrastruktur karena pajak menurun.

Baca Selengkapnya

KSSK Siapkan Tiga Aturan Cegah dan Tangani Krisis Keuangan  

23 Februari 2017

KSSK Siapkan Tiga Aturan Cegah dan Tangani Krisis Keuangan  

Aturan organisasi dan tata kerja sekretariat KSSK sudah rampung.

Baca Selengkapnya