Biodiesel Dinilai Jadi Pasar Potensial Minyak Sawit

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 25 November 2016 23:03 WIB

Menko Polhukam, Luhut B Panjaitan (tengah), didampingi Steering Committee Konferensi Joefly J Bahroeny (kanan), dan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Mohamad Fadhil Hasan (kiri), menyampaikan tentang keamanan perkebunan kelapa sawit di perbatasan Indonesia dalam IPOC 2015 di Nusa Dua, Bali, 26 November 2015. Konferensi ini juga membahas berbagai tantangan ke depan dalam industri minyak sawit. ANTARA/Nyoman Budhiana

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) Bayu Krisnamurthi mengatakan bahwa program biodiesel dinilai mampu menciptakan pasar baru sekaligus meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit (CPO).

"Kebijakan program B20 telah menciptakan pasar baru sehingga secara langsung atau tidak langsung telah meningkatkan harga CPO pada periode hingga Oktober 2016," kata Bayu, pada diskusi panel pada Konferensi Minyak Kelapa Sawit Indonesia, di Nusa Dua Bali, Jumat, 25 November 2016.

Potensi kenaikan kebutuhan minyak kelapa sawit dari program biodiesel diharapkan mampu mendongkrak bukan hanya harga CPO. Namun, juga berpengaruh pada harga tandan buah segar dan sekaligus tantangan bagi pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitas guna memenuhi peningkatan kebutuhan dari sektor energi tersebut.

Tercatat, hingga periode Oktober 2016, telah diproduksi biodiesel sebesar 1.2 juta kiloliter atau setara dengan 21 persen dari total konsumsi diesel nasional. Sejak dimulainya penyerapan biodiesel pada Agustus 2015, harga CPO mengalami kenaikan cukup signifikan.

Terlihat dari perbandingan harga rata-rata CPO per Oktober tahun ini sebesar 781 dolar Amerika Serikat (AS) per ton, yang meningkat dibanding periode yang sama tahun 2015 530 dolar AS per ton.

Selain penyerapan CPO untuk biodiesel program nasional mandatory B20, juga terbuka peluang peningkatan pasar ekspor pada 2017. The Solvent Extractors Association of India B.V. Metha menyatakan, pertumbuhan konsumsi India menjadikan negara tersebut menjadi salah satu negara potensial sebagai importir minyak sawit.

"Sebagian besar penduduk India merupakan konsumen terbesar dan sering memanfaatkan minyak sawit sebagai bahan masakan dicampur dengan minyak nabati lainnya," kata Metha.

Meski tingkat konsumsi minyak sawit masyarakat India masih rendah, peluang daya serap minyak sawit masih sangat terbuka. Mengingat masyarakat India memiliki karakteristik yang elastis terhadap konsumsi minyak nabati.

Rata-rata pertumbuhan produk domestik bruto di India pada tahun 2015 adalah sebesar 6,8 persen. Sementara proyeksi pada tahun mendatang adalah sebsar 7,8 persen. Adapun diproyeksikan permintaan minyak kelapa sawit di India diperkirakan masih akan terus tumbuh sekitar 4-5 persen hingga 2025.

ANTARA

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

14 jam lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

38 hari lalu

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

39 hari lalu

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca Selengkapnya

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

46 hari lalu

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?

Baca Selengkapnya

Berharap pada Minyak Makan Merah

47 hari lalu

Berharap pada Minyak Makan Merah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah. Dianggap bisa menjadi alternatif minyak goreng konvensional, harga lebih murah.

Baca Selengkapnya

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

48 hari lalu

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

Presiden Jokowi menyebut minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng. Apa kandungan dan manfaat minyak makan merah?

Baca Selengkapnya

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

48 hari lalu

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.

Baca Selengkapnya

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

57 hari lalu

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian atau Kementan Andi Nur Alamsyah menyatakan sedang membahas simplifikasi aturan dan persyaratan perihal peremajaan sawit rakyat atau PSR.

Baca Selengkapnya

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

58 hari lalu

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menyatakan bahwa tahun ini Kementan menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

59 hari lalu

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

Terpopuler: Rencana pengalihan dana BOS untuk program makan siang gratis diprotes serikat guru, Presiden Jokowi cawe-cawe rencana kerja Prabowo.

Baca Selengkapnya