Ini Tiga Arah Kebijakan BI di 2017

Reporter

Editor

Grace gandhi

Selasa, 22 November 2016 22:05 WIB

Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kiri) saat menghadiri acara peluncuran Strategi Nasional Keuangan Inklusif di Istana Negara, Jakarta, 18 November 2016. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menyiapkan sejumlah pandangan dan tiga arah kebijakan di tahun depan. Hal ini disampaikan Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo dalam pertemuan tahunan BI yang mengambil tema "Mengoptimalkan Potensi, Memperkuat Resiliansi".

Kebijakan pertama BI akan memperkenalkan sistem Giro Wajib Minimum (GWM) Averaging di 2017. Kedua, BI akan melakukan optimalisasi Surat Berharga Negara (SBN) sebagai instrumen moneter secara bertahap menggantikan Surat Berharga Bank Indonesia (SBI).

"Ketiga, dalam kebijakan nilai tukar akan ditempuh secara hati-hati dan terukur untuk menjaga stabilitas rupiah sesuai fundamentalnya," kata Agus, di Jakarta Convention Center, Senayan, Selasa, 22 November 2016.

Agus menjelaskan BI juga akan terus melakukan upaya pengembangan dan pendalaman pasar uang, yaitu dengan memperluas cakupan kepada rumah tungga, korporasi, dan korporasi non keuangan.

Selanjutnya, dalam kerangka pencegahan krisis keuangan BI akan segera menyempurnakan perangkat protokol manajemen krisis untuk menjalankan fungsi BI sebagai lender of the last resort.

Terkait dengan perkembangan ekonomi syariah, BI berkomitmen untuk mengintegrasikan ekonomi syariah komersial dan ekonomi syariah sosial. "Kami ingin berbagai lapisan bisa dijangkau dengan integrasi ini," katanya.

Untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), BI berkomitmen mendorong pengembangannya dalam membantu peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi. Upaya itu dituangkan dengan mendorong peran intermediasi perbankan pada UMKM dan mendorong kapasitas ekonomi UMKM.

Agus berujar sistem pembayaran ke depan juga akan diperkuat dengan infrastruktur yang mendorong inklusi keuangan. "Termasuk di dalamnya memastikan fintech office berjalan efektif dan produktif," ucapnya.

Selanjutnya adalah mempercepat pembentukan lembaga untuk standar nasional identifikasi chip kartu transaksi, akselerasi national payment gateway yang kini sudah masuk dalam uji konsep.

BI memperkirakan tahun depan perekonomian masih akan kondusif. Pertumbuhan ekonomi di 2017 diperkirakan berada di kisaran 5-5,4 persen. "Hal ini utamanya ditopang dalam perekonomian domestik," ujar Agus.

Inflasi juga diperkirakan akan berada di kisaran 4 plus minus 1 persen, pertumbuhan kredit sebesar 10-12 persen, dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 9-11 persen. "Defisit transaksi berjalan (CAD) walau meningkat tapi tetap dijaga di bawah 3 persen selalu meningkat," ucapnya.

Sementara itu, untuk jangka panjang pertumbuhan ekonomi di 2018-2021 diprediksi berada di kisaran 5,9-6,3 persen.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya