Menhub: Asing Bidik Kerjasama di Bandara-Bandara Besar

Reporter

Jumat, 18 November 2016 23:05 WIB

Bandara Internasional Kualanamu Deli Serdang, Sumatera Utara, (25/7). ANTARA/Septianda Perdana

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pihak asing mulai membidik bandara-bandara besar di Indonesia untuk dikerjasamakan.

Budi kepada Antara di Jakarta, Jumat (18 November 2016), mengatakan pihak asing tersebut, di antaranya India, Korea Selatan, Prancis dan Jepang.

"Yang paling berminat itu India karena sudah intensif komunikasinya dan ingin menyasar Kualanamau, Labuan Bajo dan Yogyakarta selain Bali dan Jakarta," katanya.

Budi menyebutkan terdapat dua bandara yang ditawarkan untuk dikerjasamakan dengan asing, di antaranya Bandara Kualanamu, Medan dan Bandara Sepinggan, Balikpapan.

"Saya juga sudah 'sounding' (menginformasikan) dengan Korea Selatan, Prancis, Italia dan Jerman, kalau sudah ada 'TOR' (kerangka acuan kerja), kita adakan 'beauty contest' (pemilihan)," katanya.

Terkait skema, dia menjelaskan terdapat dua pilihan, yaitu kerja sama pemerintah swasta (KPS) atau pembagian kepemilikan modal.

"Kalau Kualanamu dan Balikpapan, kita memang beri kesempatan untuk KPS, bisa 'share' (bagi) ekuitas, tapi untuk Bandara Soetta dan Bali hanya boleh ikut mengelola bagian dari kegiatannya saja," katanya.

Meski demikian, lanjut dia, aturan kepemilikan modal masih mengacu pada undang-undang, yaitu 51 persen pemerintah dan 49 persen asing.

Budi menambahkan persiapan kerja sama tersebut membutuhkan waktu satu tahun, termasuk untuk membahas skema perjanjian kerja sama dan sebagainya.

"Ini harus dinegosiasikan terlebih dahulu, misalnya 49 persen atau seharusnya Rp100 triliun, tapi di hanya mampu Rp50 miliar, ini harus dibicarakan," katanya.

Selain itu, lanjut dia, dalam lingkup pengelolaan area operasi, pemerintah membolehkan hanya area komersial untuk dikerjasamakan, bukan area yang menyangkut keselamatan dan keamanan transportasi.

"Contohnya, kalau di bandara, 'air side' (sisi udara) tetap dipegang oleh kita, sementara 'land side' (sisi darat) baru dikerjasamakan," katanya.

Dia mengaku optimistis dengan dorongan kerja sama swasta nasional maupun asing serta Badan Usaha Milik Negara bisa menutupi kebutuhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga lima tahun ke depan.

Budi menyebutkan pembiayaan seluruh kegiatan pembangunan infrastruktur transportasi dari 2015-2019 mencapai Rp1.600 triliun, sementara APBN hanya mampu menutupi hingga Rp460 triliun.

"Artinya ini ada 'gap' (rentang kekurangan), lebih dari Rp1.000 triliun dan hanya akan bisa bisa dibantu dengan pihak lain dan sektor transportasi ini salah satu bidang usaha yang dimungkinkan untuk dikerjasamakan dengan swasta," katanya.

Dia menyebutkan setidaknya 50 persen dari target Rp1.000 triliun bisa dicapai dengan upaya kerja sama swasta dan BUMn tersebut.

Karena itu, lanjut dia, sejumlah pelabuhan atau bandara yang dinilai menguntungkan akan ditawarkan untuk dikerjasamakan, baik dengan BUMN maupun dengan swasta.

"Sementara untuk bandara dan pelabuhan yang masih berada di 'remote area' (daerah pedalaman) kita kelola dulu," katanya.

Dia menyebutkan beberapa proyek perhubungan yang diusulkan untuk dapat dibiayai oleh skema pendanaan alternatif selain APBN, untuk Sektor Perhubungan Darat, di antaranya Pengembangan Terminal Mengwi di Badung-Bali, Terminal Tirtonadi Solo dan pembangunan angkutan massal perkotaan.

Sementara itu, untuk Sektor Perkeretaapian, antara lain KA Ekspress Line Bandara Internasional Soekarno-Hatta (SHIA), program pembangunan Ka Akses Bandara Adi Sumarmo-Solo, KA Kertapati-Simpang-Tanjung Api-api dan Kereta Cepat (High Speed Train) Jakarta-Surabaya.

Adapun Sektor Perhubungan Laut, yaitu membangun Pelabuhan Kuala Tanjung, sedangkan untuk Perhubungan Udara Bandara Karawang dan Bandara Bali Baru.

Selain itu, terdapat lima bandara yang awalnya dikelola oleh Kemenhub dalam bentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT), tapi akan diubah skemanya menjadi Badan Layanan Umum (BLU) untuk dikerjasamakan dengan operator BUMN, yaitu PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II.

Lima bandara tersebut, di antaranya Samarinda Baru-Samarinda, Hananjoedin-Tanjung Pandan, Kalimarau-Berau, Radin Inten II-Lampung dan Juwata-Tarakan.

Dihubungi terpisah, Pakar Kebijakan Publik Agus Pambagio mengatakan rencana pengelolaan bandara oleh swasta bukan hal baru, namun perlu dikaji skema yang tidak merugikan pemerintah.

"Pengelola Bandara Asing, misalnya Bandara Schipol ingin mengelola bandara di Indonesia dan belum berhasil karena selama kontrak misalnya 30 tahun, keuntungannya sangat kecil bagi Indonesia," katanya.

Untuk itu, dia mengusulkan bandara yang ditawarkan adalah bandara-bandara besar yang dinilai sudah menguntungkan.

Dia mencontohkan Bandara Ngurah Rai, Denpasar yang sudah dikerjasamakan dengan India dengan model semikontrak.

"Dalam klausul kontraknya AP I misalnya dipatok satu tahun harus menghasilkan Rp10 miliar dan asing harus menyerahkan dulu itu di awal, nanti kalau untung baru dibagi sesuai kesepakatan," katanya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

1 jam lalu

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

Keamanan bandara menggunakan Advanced Imaging Technology (AIT) untuk mendeteksi kejanggalan pada penumpang itu sebelum naik pesawat.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, Bukti Pemerintah Gagal Undang Wisatawan Asing?

3 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, Bukti Pemerintah Gagal Undang Wisatawan Asing?

Keputusan Kemehub menurunkan status 17 bandara internasional menjadi bandara domestik dinilai sebagai langkah yang tepat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

10 jam lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

1 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini

1 hari lalu

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini

Sejumlah bandara di wilayah udara Sulawesi masih ditutup operasionalnya hari ini akibat sebaran abu vulkanik dari Gunung Ruang yang kembali erupsi. AirNav Indonesia mengumumkan setidaknya ada lima bandara di wilayah Sulawesi yang penutupan operasionalnya diperpanjang.

Baca Selengkapnya

Gunung Ruang Masih Level Awas, Penutupan Operasional Bandara Sam Ratulangi Diperpanjang sampai Besok

2 hari lalu

Gunung Ruang Masih Level Awas, Penutupan Operasional Bandara Sam Ratulangi Diperpanjang sampai Besok

Penutupan operasional Bandara Sam Ratulangi Manado kembali diperpanjang hingga Kamis, 2 Mei 2024 akibat dampak sebaran abu vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

2 hari lalu

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.

Baca Selengkapnya

Dubai akan Bangun Bandara Terbesar di Dunia, Bisa Tampung 260 Juta Penumpang

2 hari lalu

Dubai akan Bangun Bandara Terbesar di Dunia, Bisa Tampung 260 Juta Penumpang

Bandara Internasional Al Maktoum akan menggantikan Bandara Internasional Dubai yang masih beroperasi saat ini

Baca Selengkapnya

Penurunan Status Bandara Internasional Dikritik: Minim Kajian, Sama Seperti Pembangunannya

2 hari lalu

Penurunan Status Bandara Internasional Dikritik: Minim Kajian, Sama Seperti Pembangunannya

Anggota DPR RI mengkritik langkah pemerintah menurunkan status sejumlah bandara internasional. Dianggap minim kajian.

Baca Selengkapnya