Pesawat Batik Air dengan nomor registrasi PK-LBS yang mengalami insiden terparkir di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, 5 April 2016. ANTARA/Widodo S Jusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai Batik Air akhirnya telah terintegrasi dalam IATA Operational Safety Audit. Anak perusahaan Lion Air ini dinilai telah berhasil menyelesaikan audit internasional mengenai keselamatan dalam penerbangan sehingga saat ini terdaftar dan tergabung bersama IOSA.
"Auditnya itu sekitar tiga bulan dan ada sekitar seribu item check list yang harus dipenuhi dan sudah kami penuhi. Ini jelas membanggakan," ujar CEO Batik Air Achmad Luthfie di Lion Air Tower Jakarta, Kamis, 17 November 2016.
Menurut Achmad, seribu item check list tersebut mencakup berbagai hal. Antara lain sisi operasi, teknik, dan safety. Audit IOSA dirancang untuk mengkaji dan menilai manajemen operasional serta sistem kontrol dari sebuah maskapai. Kajiannya berupa sekitar 900 standar harmonisasi internasional dan praktik yang telah direkomendasikan. "Delapan disiplin diaudit dengan berkala secara konsisten," kata dia.
Selain itu program IOSA memberikan manfaat, seperti penghapusan redundansi audit, mengurangi biaya, dan kebutuhan sumber daya audit. "Nah untuk terbang ke luar negerikan nanti ada otority luar nanya apakah maskapainya telah lolos IOSA audit."
Selain itu, Batik Air yang telah mengoperasikan 37 armada, telah menambah empat armada baru. Sehingga jumlah armada sampai akhir tahun ini 41. "Sampai akhir tahun ini semua armada akan dipakai kecuali untuk mantenance dan stand by," Achmad berujar.