TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla akan bertolak ke Peru untuk menghadiri pertemuan puncak APEC, Kamis, 17 November 2016. Forum tersebut akan digunakan Indonesia untuk mengetahui arah kerja sama ekonomi negara-negara anggota APEC di tengah situasi dunia yang tidak menentu.
"Pemerintah ingin melihat apa yang akan terjadi di forum ini, setelah perubahan-perubahan di dunia ini, misalnya Trump dengan kebijakan yang tidak jelas," kata Ketua Tim Ahli Wapres, Sofjan Wanandi, Rabu, 16 November 2016, di kantor Wapres, Jakarta. "Kami sebenarnya ingin melihat bagaimana dunia melihat perubahan-perubahan ini."
Sofjan mengatakan di samping melakukan komunikasi dalam forum APEC, Kalla akan melakukan pembicaraan-pembicaraan secara bilateral dengan sejumlah negara anggota APEC. Ini dilakukan untuk melihat negara mana saja yang bisa menjadi partner-partner dalam kerja sama ekonomi dengan Indonesia. "Di tengah ketidakpastian ini, apa yang mesti pemerintah lakukan untuk kepentingan pembangunan kita sendiri," kata Sofjan.
Dia mengatakan, upaya menjalin kerja sama secara parsial dengan negara-negara anggota APEC ini harus dilakukan karena begitu hebatnya ketidakpastian yang sedang dialami dunia. "Negara-negara itu maunya ke mana, kerja samanya seperti apa. Jadi kita tidak bisa berharap APEC ini sebagai satu kesatuan," kata Sofjan.
Kalla akan berada di Peru hingga tanggal 25 November 2016. Dia akan didampingi sejumlah menteri, antara lain Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Retno mengatakan pertemuan akan mengambil tema quality growth and human capital. Pertemuan juga akan diisi retreat sebanyak dua kali dengan tiga subtema. Pertemuan pimpinan negara APEC akan berlangsung pada 20 November 2016, namun sehari sebelumnya akan dilakukan berbagai macam pertemuan yang intinya adalah memperkuat kerja sama antar pemerintah dan sektor swasta atau pebisnis.
Menurut Retno, perjuangan yang akan dikawal Indonesia dalam APEC adalah memasukkan isu development product. "Kami sudah mulai lakukan sejak 2013 dan kami ingin yakinkan development product jadi perhatian tiap APEC," kata Retno, Jumat, 4 November lalu.
Dia mengatakan development product yang dimaksud adalah komoditas-komoditas utama Indonesia. "Karena itu, isu ini perlu terus dikawal dan kebetulan di Peru fokusnya di quality growth and human capital," kata Retno.
AMIRULLAH
Berita terkait
PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan
3 hari lalu
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham
7 hari lalu
Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.
Baca SelengkapnyaInggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN
7 hari lalu
Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.
Baca SelengkapnyaRetno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam
8 hari lalu
Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN
Baca SelengkapnyaPupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN
8 hari lalu
PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.
Baca SelengkapnyaGilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk
8 hari lalu
Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.
Baca SelengkapnyaDigagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina
10 hari lalu
Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.
Baca SelengkapnyaDua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong
11 hari lalu
"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong
Baca SelengkapnyaKoalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran
13 hari lalu
TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.
Baca SelengkapnyaASEAN dan Australia Memperingati 50 Tahun Kemitraan
16 hari lalu
ASEAN dan Australia memperingati 50 tahun pertemuan pertama antara Sekretaris Jenderal ASEAN dan para pejabat Australia pada 16 April
Baca Selengkapnya