TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Bursa Efek Indonesia optimistis anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) saat ini hanya bersifat sementara. Sebab kondisi fundamental bisnis emiten yang tercatat di Bursa Efek masih kuat.
Direktur Utama BEI, Tito Sulistio menyatakan rata-rata pertumbuhan kinerja emiten sekitar 15 persen per tahun. “Produknya masih bagus, mereka masih untung dan pasar juga masih besar," ujarnya saat konferensi pers di Hard Rock Cafe, Pasific Place, Jakarta, Senin 14 November 2016.
IHSG hari ini dibuka melemah 53,945 poin atau 1,03 persen ke level 5.178,026. Kemudian pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG anjlok 137,713 poin atau 2,63 persen ke level 5.094,258. Sepanjang pekan lalu nilai kapitalisasi Bursa Efek turun 2,49 persen atau Rp 144 triliun menjadi Rp 5.658 triliun. Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, IHSG anjlok 4,01 persen atau 218,34 poin ke level 5.231,971.
Menurut Tito, penyebab anjloknya IHSG utamanya karena sentimen ketidakpastian global, terkait terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Sejumlah kebijakan-kebijakan ekonomi Trump yang penuh ketidakpastian, menimbulkan dampak psikologis terhadap pasar. Para investor memilih menarik dana untuk sementara dari pasar modal. "Orang cenderung berpikir jangka pendek, tapi nanti mereka balik lagi kok," katanya.
Tito mengatakan kuatnya fundamental kinerja emiten akan mampu meredam dampak sentimen global berlanjut. Selain itu kondisi perekonomian domestik juga mulai membaik. Nilai tukar rupiah meskipun dalam beberapa hari terakhir juga anjlok, namun secara year to date masih mengalami apresiasi. “Jadi kami nggak takut,” ungkapnya.
Tito menambahkan penurunan IHSG saat ini masih dalam batas wajar. Karena sebelumnya kenaikan IHSG termasuk tertinggi sehingga ketika terjadi penurunan juga besar. Namun dia menjamin peringkat kinerja Bursa Efek Indonesia masih berada di posisi kedua di dunia, atau paling unggul di Asia Tenggara.
GHOIDA RAHMAH
Berita terkait
Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok
16 jam lalu
IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.
Baca SelengkapnyaIHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan
3 hari lalu
IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.
Baca SelengkapnyaIHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia
7 hari lalu
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaIHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5
8 hari lalu
IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
10 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaIHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat
10 hari lalu
IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82
10 hari lalu
Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
10 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia
14 hari lalu
SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah
16 hari lalu
Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.
Baca Selengkapnya