Faktor Trump Guncang Rupiah Tembus Rp 13.700 per Dolar AS  

Jumat, 11 November 2016 11:37 WIB

Dollar Tembus 14 Ribu, Warga Serbu Money Changer

TEMPO.CO, Jakarta - Kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan rupiah melemah pada kisaran Rp 13.118 per dolar AS hari ini dibandingkan kemarin pada level Rp 13.084 per dolar AS. Adapun dalam situs Bloomberg, tercatat rupiah diperdagangkan saat ini pada level Rp 13.413 per dolar AS.

Sedangkan di pasar spot pagi ini, kurs rupiah sempat menembus level Rp 13.700 per dolar AS. Adapun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016 dipatok kurs rupiah berada pada Rp 13.500 per dolar AS.

Analis ekonomi dari Bank Permata, Josua Pardede, memperkirakan nilai tukar rupiah masih akan terus tak stabil selama kabinet presiden AS terpilih, Donald Trump, belum diumumkan. "Pelaku pasar cenderung masih wait and see terkait dengan seratus hari pemerintahan Trump. Terlebih lagi orang-orang yang akan ditunjuk sebagai menteri keuangan, menteri luar negeri, dan menteri perdagangan," kata Josua saat dihubungi Tempo, Jumat, 11 November 2016.

Adanya perbedaan visi antara Trump, yang seorang Republikan; dan Barack Obama, yang seorang Demokrat, juga dinilai akan mempengaruhi kebijakan yang akan diambil. Pada bursa AS, saham ditutup menguat karena didorong investor yang mengamati arah dari kebijakan Partai Republik.

Menurut Josua, kebijakan-kebijakan yang disampaikan Trump saat debat calon presiden lebih berfokus pada ekonomi dalam negeri serta proteksionisme dengan rencana menaikkan bea impor untuk barang Cina.

Selain itu, ada pula kebijakan fiskal yang longgar dengan memangkas pajak. "Tentunya itu akan mendorong risiko pelebaran defisit anggaran yang berujung pada kenaikan utang luar negeri pemerintah AS," ujar Josua.

Josua mempercayakan stabilisasi nilai tukar rupiah ini pada sejumlah pihak terkait. Menurut dia, langkah stabilisasi mulai ditempuh Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan, Otoritas Jasa Keuangan, dan Kementerian Keuangan. "Diharapkan koordinasinya akan diperkuat. Seharusnya mereka menetapkan defisit fiskal di bawah 3 persen biar tak memunculkan sentimen negatif di pasar obligasi," ujarnya.

EGI ADYATAMA

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya