Kemenangan Trump Tak Mempengaruhi Penerbangan Garuda ke AS

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 10 November 2016 23:11 WIB

Dirut Garuda Arif Wibowo ketika menberi sambutan peresemian penerbangan perdana Bandara Soekarno-Hatta ke Silangit, Siborong-Borong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara.di Cengkareng, Selasa, 22 Maret 2016

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Maskapai Garuda Indonesia M Arif Wibowo yakin hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat yang dimenangkan Donald Trump tidak mempengaruhi rencana penerbangan ke negara itu.

Usai penandatanganan kerja sama dengan Inggris di Jakarta, Kamis, Arif menyatakan Garuda tidak memasalahkan Hak Angkut Kelima (Fifth Freedom Traffic Right) di Amerika Serikat.

"Kita sebenarnya tidak ada isu Fifth Freedom Traffic Right karena dari Amerika sendiri sudah ada, justru Free Freedom Traffic Right dari Jepang yang saat ini kita negosiasikan," katanya.

Hak Angkut Kelima adalah pemberian hak angkut maskapai asing untuk singgah dan menerbangkan penumpang ke negara lain, bukan kembali negara asal maskapai.

Mengenai penyataan Donald Trump pada kampanyenya beberapa lalu yang antipati terhadap muslim padahal Indonesia negara muslim terbesar, Arif menilai hal itu tidak berpengaruh.

Ia juga tidak khawatir apabila tingkat keterisian penumpang (load factor) yang diperkirakan melesu karena cemas oleh semakin sulitnya melancong ke Negeri Paman Sam itu.

"Kita bicara bisnis, saya kira yang kita lihat bisnisnya, semua berbasis commercial decision (keputusan komersial) dan sampai saat ini belum ada ke arah sana," katanya.

Arif menambahkan hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat sudah dijalin sejak lama dan hasil Pemilihan Presiden AS itu tidak serta merta langsung berpengaruh.

"Dengan terpilihnya presiden baru akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, harapan kita bisa menerbangi ke sana," kata Arif.

Garuda berencana terbang ke Amerika Serikat pada pertengahan 2017 seiring dengan peningkatan tingkat keselamatan penerbangan Indonesia berdasarkan standar Otoritas Penerbangan Amerika Serikat, yaitu Federal Aviation Administration (FAA) dari Ketegori II menjadi Kategori I.

Arif mengaku sudah menyasar kota-kota tertentu, salah satunya Los Angeles, California, Seattle, yang memiliki potensi 190.000 penumpang dari keseluruhan 400.000 penumpang per tahun.

Dia menambahkan, Garuda berencana terbang tiga kali seminggu dengan menggunakan dua pesawat sekelas Boeing 777.

ANTARA

Berita terkait

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

2 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

7 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

8 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

12 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

13 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

13 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

16 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

19 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

24 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

25 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya