Ekspresi salah satu pialang saham saat bekerja di Bursa Efek New York, 24 Agustus 2015. Bursa saham Wall Street di New York anjlok selama lima hari berturut-turut menyusul turunnya pasar saham di Eropa dan Asia. REUTERS/Brendan McDermid
TEMPO.CO, Jakarta - Saham Eropa merosot pada awal perdagangan Rabu, 9 November 2016, setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat dengan mengalahkan Hillary Clinton.
Kemenangan kandidat dari Partai Republik itu mengejutkan pasar saham di seluruh dunia. Terpilihnya Trump mendorong kekhawatiran para investor terhadap perekonomian terbesar di dunia itu.
AFP melaporkan, indeks acuan FTSE 100 London merosot 1,87 persen menjadi 6.718,85 poin pada awal perdagangan.
Sementara itu, indeks DAX 30 Frankfurt turun tajam 2,9 persen menjadi 10.181,89 poin dan indeks CAC 40 Paris turun 2,8 persen menjadi 4.350,07 dibandingkan dengan tingkatnya pada akhir perdagangan Selasa kemarin.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.