Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Yogya Kurangi Produksi

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Selasa, 8 November 2016 18:06 WIB

Sarwati (36 tahun) membungkusi kedelai olahan ke dalam plastik sebelum diperam di industri tempe di dusun Klero, kelurahan Sumberharjo, kecamatan Prambanan, kabupaten Sleman, Yogyakarta, Senin (14/5). Para perajin tempe mengeluhkan naiknya harga bahan baku kedelai yang menurut data Koperasi Perajin Tempe Indonesia (KOPTI) sebesar 16,7% atau dari Rp 6000 naik menjadi Rp 7000 per kilogramnya. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Perajin tahu di Yogyakarta mengurangi takaran tahu produksi mereka, karena harga kedelai naik. Perajin tahu di Kampung Sudagaran, Kelurahan Tegalrejo, Yogyakarta, Suratiyem, mengatakan harga kedelai naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.000 per kilogram sejak sebulan terakhir. Dia pun terpaksa mengurangi takaran produksi, misalnya memproduksi 130 biji tahu menjadi 120 biji tahu per hari. Di kampung itu terdapat lima perajin tahu yang mengeluhkan hal yang sama. “Sulit menaikkan harga tahu. Jadi saya kurangi takarannya,” kata dia, Selasa, 8 November 2016.


Suratiyem per hari rata-rata memproduksi 25 kilogram kedelai. Ia yang telah berjualan tahu selama 30 tahun mengatakan perajin di kampungnya selama ini mengandalkan kedelai impor yang harganya tidak stabil dan sering merugikan perajin. Menurut dia, untuk kedelai lokal tidak bertahan lama bila disimpan, sehingga ia lebih memilih kedelai impor. Suratiyem menjual produk tahunya Rp 250 per kotak ke pasar-pasar tradisional terdekat dari kampungnya.


Di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, anggota paguyuban tahu Sari Mulyo, Agung mengatakan harga kedelai naik sejak Oktober dan belum turun hingga sekarang. Di Gunung Kidul, harga kedelai yang ia beli dari tengkulak per kilogram naik dari Rp 6.800 menjadi Rp 7.200. “Kalau harga kedelai per kilogram Rp 8.000, akan banyak perajin yang menutup usaha untuk sementara,” kata Agung.


Harga kedelai yang mahal membuat Agung mengurangi takaran produksi, misalnya dari 2 kilogram menjadi 18 ons. Satu kotak tahu ia jual Rp 400. Menurut Agung, saat ini tidak ada persediaan kedelai lokal. Sebab, tidak banyak petani yang mau menanam kedelai karena biaya produksi tak sebanding dengan hasil panen.


Perajin tahu dan tempe, kata Agung, memilih membeli kedelai impor dan lokal dari tengkulak yang mendatangkan kedelai dari Sragen dan Solo, Jawa Tengah. Agung rata-rata per hari memproduksi 1 kuintal kedelai. Ia mencampur kedelai lokal dan impor sebagai bahan pembuatan tahu.


Advertising
Advertising

Di Pasar Beringharjo Yogyakarta, harga kedelai rata-rata per kilogram Rp 8.500. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat produksi kedelai di daerah ini tergolong sedikit dibanding komoditas lain, seperti beras. Petani enggan menanam kedelai karena biaya produksinya tidak sebanding dengan harga jualnya. Stok kedelai di DIY relatif kurang. Kebutuhan sekitar 2500 ton per tahun, sedang persediaan hanya 20%. *


SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

7 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

11 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

47 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

51 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

55 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Sumber Protein Nabati yang Perlu Dimasukkan ke Pola Makan

18 Februari 2024

Sumber Protein Nabati yang Perlu Dimasukkan ke Pola Makan

Meski sumber makanan hewani kaya protein, protein nabati pun baik untuk kesehatan secara umum. Berikut sumber yang sangat baik.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Pelengkap Berbagai Masakan, Ini Plus Minus Kecap bagi Kesehatan

19 Januari 2024

Pelengkap Berbagai Masakan, Ini Plus Minus Kecap bagi Kesehatan

Kecap punya manfaat buat kesehatan dan sebaliknya. Sisi positifnya, kecap tinggi antioksidan dan zat-zat antimikroba. Apa negatifnya?

Baca Selengkapnya

Bahaya Ibu Hamil Makan Kedelai Utuh bagi Janin Laki-laki Menurut Dokter Kandungan

18 Januari 2024

Bahaya Ibu Hamil Makan Kedelai Utuh bagi Janin Laki-laki Menurut Dokter Kandungan

Dokter kandungan mengatakan makan kedelai utuh bisa memicu masalah genital pada janin laki-laki. Apa dampaknya?

Baca Selengkapnya

Bos Bulog Beberkan Sejumlah Penyebab Stok Kedelai Sering Langka

11 Januari 2024

Bos Bulog Beberkan Sejumlah Penyebab Stok Kedelai Sering Langka

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan penyebab stok kedelai kerap langka di Indonesia. Apa saja pemicunya?

Baca Selengkapnya