Karyawan melintas di depan layar elektronik Indeks Harga Saham Gabungan, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 16 Januari 2015. IHSG ditutup anjlok 40 poin ke level 5.148,379, yang disebabkan sentimen rendahnya harga minyak dunia. ANTARA/Puspa Perwitasari
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan demonstrasi hari ini tak mengganggu perdagangan saham di pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG berakhir menguat ke level 5.362.
"Investor cukup rasional melihat demo hari ini tidak berdampak pada ekonomi nasional dan kondisi demo pun berjalan aman sehingga tidak mengganggu pasar," kata Josua, Jumat, 4 November 2016.
Pada penutupan sesi perdagangan IHSG naik 0,62 persen ke level 5.362,66 setelah melemah 0,35 persen atau 18,72 poin ke level 5.310,78 pada pembukaan sesi pertama. Saat penutupan perdagangan kemarin, IHSG juga dibuka melemah 65,95 poin (1,4 persen) di level 5.329,50.
Sementara rupiah menguat tipis ke level 13.068 dari penutupan hari sebelumnya, yakni 13.075 per dolar AS dan pembukaan sesi perdagangan hari ini di level 13.100 per dolar AS.
Aksi demonstrasi ribuan anggota organisasi masyarakat Islam yang menuntut penangkapan Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, rupanya tak menimbulkan pembelian saham dalam jumlah besar (panic selling). Pelaku pasar, kata Josua, lebih menantikan pertumbuhan ekonomi kuartal III yang diperkirakan beradadi kisaran 5,0-5,1 persen terhadap produk domestik bruto. "Ini turut memengaruhi sentimen pasar," ujar dia.
Belakangan, pelaku pasar menyoroti ketidakpastian pemilihan presiden Amerika Serikat yang berlangsung 8 November. Selain itu, mereka mencermati rilis data tenaga kerja Amerika yang akan berpengaruh pada keputusan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Fed Funds Rate) dalam rapat Desember mendatang. "Mereka masih wait and see juga terkait dengan kondisi global."