Khawatir Demo Rusuh, Rupiah dan IHSG Diperkirakan Melemah  

Jumat, 4 November 2016 10:24 WIB

Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Adek Berry/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah diperkirakan masih bergerak melemah hingga Rp 13.080-13.110 per dolar Amerika Serikat dibandingkan kondisi kemarin yang bertengger di level Rp 13.050 per dolar Amerika. Pelemahan itu salah satunya dipicu faktor domestik, yaitu kekhawatiran dari demonstrasi besar-besaran oleh anggota organisasi masyarakat (ormas) Islam dari seluruh penjuru Indonesia, yang berpusat di Jakarta, hari ini.

Aksi demonstrasi itu menuntut pengusutan dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. "Namun pelemahan ini diprediksi bersifat sementara karena faktor yang mempengaruhi adalah faktor di luar fundamental ekonomi," ujar ekonom dari Bank Permata, Josua Pardede, saat dihubungi, Jumat, 4 November 2016.

Pelemahan kurs yang bersifat sementara ini, menurut Josua, bisa berbalik kembali ke penguatan rupiah di masa mendatang. “Sejalan dengan fundamental ekonomi dalam negeri yang semakin membaik.”

Josua menyebutkan antisipasi kecemasan terhadap demonstrasi juga sudah terlihat dari perilaku pelaku pasar. "Mereka cenderung waspada sehingga memang terlihat aksi jual di pasar saham dan juga obligasi sehingga berdampak pada pelemahan rupiah," katanya.

Pada perdagangan kemarin rupiah ditutup melemah 0,15 persen ke level Rp 13.075 per dolar Amerika. Sedangkan indeks harga saham gabungan (IHSG) juga terkoreksi 1,41 persen ke level 5.329,50.

Pelemahan indeks itu, kata Josua, juga didorong sentimen risk aversion di pasar global, khususnya terkait dengan meningkatnya ketidakpastian pemilihan Presiden Amerika. Berdasarkan pooling terakhir dari surat kabar Amerika, menyatakan Donald Trump dari Partai Republik unggul tipis terhadap Hillary Clinton dari Partai Demokrat.

Hal ini kemudian memicu kekhawatiran pasar global khususnya pasar negara berkembang. "Sehingga mendorong investor untuk beralih ke aset safe haven seperti US Treasury dan dolar AS," kata Josua.

Selain sentimen risk off yang terjadi di pasar Asia, pelaku pasar pun cenderung mencermati rilis data tenaga kerja Amerika yang akan berpengaruh pada keputusan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Fed Funds Rate) dalam rapat Desember mendatang.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

17 hari lalu

BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

BEI menargetkan tahun ini bakal ada sebanyak 64.483 investor baru di pasar modal di Solo Raya.

Baca Selengkapnya

Ihwal Korupsi di Wilayah IUP-nya Terbongkar, Begini Penjelasan Lengkap PT Timah ke BEI

23 hari lalu

Ihwal Korupsi di Wilayah IUP-nya Terbongkar, Begini Penjelasan Lengkap PT Timah ke BEI

PT Timah buka suara usai Kejaksaan Agung menetapkan 16 nama tersangka dalam kasus tindak pidana korupsi tata niaga timah di wilayah IUP-nya.

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

38 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Dirut MAP Boga Adiperkasa Pengelola Starbucks Indonesia Resmi Mengundurkan Diri

54 hari lalu

Dirut MAP Boga Adiperkasa Pengelola Starbucks Indonesia Resmi Mengundurkan Diri

PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) mengumumkan pengunduran diri Direktur Utama, Anthony Cottan. MAPB merupakan pengelola Starbucks di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Saham Antam Jadi Bagian Indeks Terkemuka di BEI

19 Februari 2024

Saham Antam Jadi Bagian Indeks Terkemuka di BEI

Penetapan kembali saham Antam pada Indeks LQ45, Indeks IDX30 dan Indeks IDX80 di IDX mencerminkan apresiasi positif para pemegang saham.

Baca Selengkapnya

United E-Motor Berharap Dapat Rp 400 M Usai Melantai di BEI

13 Februari 2024

United E-Motor Berharap Dapat Rp 400 M Usai Melantai di BEI

Pemegang merek United E-Motor, PT Terang Dunia Internusa Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia, dan menargetkan dana Rp 400 miliar.

Baca Selengkapnya

BEI Tetapkan 3 Hari Libur Perdagangan Bursa Selama Februari, Kapan Saja?

6 Februari 2024

BEI Tetapkan 3 Hari Libur Perdagangan Bursa Selama Februari, Kapan Saja?

BEI juga menetapkan pada 8 dan 9 Februari sebagai hari libur bursa.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Rombak Pimpinan Hutama Karya, Tunjuk Eks Panglima TNI Yudo Margono Jadi Komisaris Utama

2 Februari 2024

Erick Thohir Rombak Pimpinan Hutama Karya, Tunjuk Eks Panglima TNI Yudo Margono Jadi Komisaris Utama

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merombak jajaran pimpinan PT Hutama Karya (Persero). Berdasarkan Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI),

Baca Selengkapnya

Mahkamah Agung Tolak Kasasi Greylag Entities, Begini Respons Garuda Indonesia

1 Februari 2024

Mahkamah Agung Tolak Kasasi Greylag Entities, Begini Respons Garuda Indonesia

Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi Greylag Entities terhadap putusan permohonan pembatalan perdamaian yang sebelumnya memenangkan Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya

Segera Melantai di BEI, United E-Motor Genjot Produksi Motor Listrik

27 Januari 2024

Segera Melantai di BEI, United E-Motor Genjot Produksi Motor Listrik

Produsen sepeda United Bike dan motor listrik United E-Motor, PT Terang Dunia Internusa (TDI) Tbk siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Baca Selengkapnya