TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah berupaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017, pemerintah akan menyeimbangkan antara penerimaan perpajakan, baik dari tax amnesty maupun pajak lain, dan belanja pemerintah.
"Ini kami lakukan agar perekonomian tidak terlalu tertekan dengan banyaknya dana yang diambil melalui perpajakan," ucap Sri Mulyani setelah mengikuti rapat kabinet paripurna, Rabu, 2 November 2016, di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Sri Mulyani berujar, pada 2016, pemerintah melakukan intensifikasi pemungutan pajak melalui tax amnesty. Dana yang diperoleh ini akan diseimbangkan dengan belanja pemerintah.
Karena itu, untuk belanja APBN 2017, pemerintah sudah akan melakukan persiapan, seperti daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA), peraturan presiden, dan procurement proyek-proyek pemerintah. Harapannya adalah kementerian/lembaga yang memiliki rencana belanja cukup besar bisa belanja pada Januari 2017. "Biasanya, polanya Maret baru bisa belanja. Ini dilakukan agar belanja bisa dilakukan pada Januari," tutur Sri Mulyani.
Baca:
OTT, Menhub Sesalkan Direktur Pelindo III Terlibat Pungli
Investasi Berkedok Penipuan, 3 Perusahaan Diseret ke Polisi
Beberapa persiapan lain untuk APBN 2017 adalah terkait dengan perubahan desain subsidi, baik untuk listrik, elpiji, maupun pupuk. Sri Mulyani mengatakan kementerian terkait harus melakukan persiapan sejak awal agar alokasi subsidi bisa tetap dijaga.
Penerima subsidi pupuk dan elpiji juga harus tepat sasaran pada masyarakat miskin. Demikian juga penerima subsidi listrik pada pelanggan 450 VA dan 900 VA, karena jumlah subsidi akan dikurangi.
Sri Mulyani berujar, dalam dua tahun belakangan, pertumbuhan ekonomi ada di kisaran 4,8 persen pada 2015 dan diproyeksikan 5,0 persen pada 2016. Untuk APBN 2018, pertumbuhan diproyeksikan 5,1 persen. "Presiden mengharapkan momentum pertumbuhan bisa dimanfaatkan," ucapnya. Tujuannya adalah terjadi akselerasi dalam pengurangan kemiskinan, pengurangan kesenjangan sosial, dan penciptaan kesempatan kerja.
AMIRULLAH