Laba Bersih Garuda Indonesia Anjlok Jadi US$ 43,6 Juta

Reporter

Senin, 31 Oktober 2016 16:38 WIB

Pesawat terbang komersil Airbus A330-300 (kiri) dan pesawat terbang komersil Boeing 777-300ER di hanggar Garuda Maintenance Facility, Cengkareng, Tangerang, 1 Februari 2016. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mendatangkan Airbus A330-300 dengan Super Diamond Seat Business Class pertama dan Boeing 777-300ER yang kesepuluh. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Laba bersih maskapai nasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sepanjang Januari-September 2016 anjlok menjadi US$ 43,6 juta, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 51,4 juta.

Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo mengatakan hal itu disebabkan penggelontoran investasi yang cukup besar di kuartal I dan II tahun ini. "Secara keseluruhan sembilan bulan kinerja belum positif, tapi kinerja kuartal tiga yang positif ini jadi hal penting," katanya di kantor Garuda Indonesia, Kebon Sirih, Jakarta, Senin, 31 Oktober 2016.

Faktor-faktor lain yang menyebabkan anjloknya laba itu adalah tekanan biaya untuk restrukturisasi rute dan penyebaran pesawat-pesawat besar. "Kita lagi banyak memanajemen, dan kita pun mulai di low season, sehingga kuartal III dan seterusnya bisa lebih baik," kata Arif.

Sedangkan, selama Juli hingga September 2016 atau pencapaian kuartal III, Garuda Indonesia membukukan laba bersih US$ 19,6 juta atau setara dengan Rp 254,8 miliar (setara kurs Rp 13 ribu).

Selanjutnya, Arif mengatakan kerugian di kuartal awal tahun ini sudah diprediksi dan diproyeksi dapat membaik di kuartal berikutnya. "Khususnya dengan upaya peningkatan kinerja di peak season."

Garuda Indonesia sepanjang Januari hingga September tahun ini total telah membukukan pendapatan US$ 2,865 miliar atau naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 2,845 miliar.

Garuda Indonesia Group termasuk Citilink, juga meningkatkan jumlah angkutan penumpang sampai dengan kuartal III tahun ini, yaitu 26.043.138 penumpang atau meningkat 6,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 24.551.594.

Garuda Indonesia telah mengangkut 17,81 juta penumpang, terdiri atas 14,55 juta penumpang domestik dan 3,26 juta penumpang internasional. Kemudian, Citilink Indonesia mengangkut 8,23 juta penumpang atau meningkat 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 6,86 juta penumpang.

Untuk jumlah cargo yang diangkut sampai kuartal III tahun ini mencapai 295.217 ton kargo atau meningkat 14,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebelumnya sebanyak 257.304 ton kargo.

Frekuensi penerbangan Garuda Indonesia dan Citilink baik domestik maupun internasional pada periode Januari hingga September tahun ini meningkat hingga 204.182 penerbangan dari sebelumnya 186.052 penerbangan. Kapasitas produksi (ASK) juga meningkat 13,3 persen menjadi 43,91 miliar dari 38,75 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

2 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

7 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

8 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

12 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

13 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

13 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

17 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

19 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

25 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

25 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya