Investasi Swasta Kuartal III Tumbuh 13,4 Persen

Reporter

Jumat, 28 Oktober 2016 04:00 WIB

Kepala BKPM Thomas Lembong mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 31 Agustus 2016. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi swasta kuartal III 2016 sebesar Rp 155,3 triliun. Angka tersebut tumbuh 10,7 persen dibandingkan raihan pada periode yang sama pada tahun lalu. Secara kumulatif, dari Januari-September 2016 ada realisasi Rp 453,4 triliun atau tumbuh 13,4 persen dari tahun lalu.

Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan cukup puas terhadap realisasi tersebut. Menurut Thomas, pertumbuhan investasi swasta di tengah perlambatan ekonomi bukti tingkat kepercayaan investor terhadap Tanah Air masih kuat. "Lebih baik lagi, investasi di sektor komoditas sudah berkurang, digantikan jasa dan manufaktur," kata Thomas di kantornya, kemarin.

Sepanjang tahun, industri kimia dan farmasi mendapat tambahan investasi terbesar sebanyak Rp 46,7 triliun. Disusul industri makanan, Industri logam dasar, mesin, dan elektronik, industri kertas dan percetakan, dan jasa transportasi telekomunikasi sebesar Rp 162,7 triliun.

Deputi Pengendalian dan Pengawasan BKPM Azhar Lubis mengatakan tak menampik sulit mengundang investor asing. Dia merujuk stagnansi pertumbuhan pemodal asing sebesar 7,4 persen sama seperti tahun lalu. "Masih untung bisa naik," kata dia.

Setidaknya dalam kurun Juni-September 2016 ini sejumlah nama besar telah merealisasikan investasi. Perusahaan logam dari Jepang seperti Nippon Steel dan Osaka Steel telah siap berpodruksi. Perusahaan ban raksasa Perancis Michelin, ujar dia, juga telah siap beroperasi. "Memang ada penurunan penyerapan tenaga kerja 78 ribu, karena sebagian besar yang masuk industri padat modal," kata dia.

Investasi swasta merupakan andalan pemerintah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan APBNP 2016 dan APBN 2017 yang dipegangnya mengutamakan pembangunan infastruktur. "Kita juga terus dorong kemudahan perizinan untuk memperoleh kepercayaan," kata Sri.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Eko Listyanto mengatakan pemerintah pusat perlu bersinergi terhadap pemda. "Kalau perizinan di pusat boleh cepat, tapi keluhan soal perizinan di daerah tak terhitung banyaknya," kata dia. Implementasi nyata dalam paket-paket deregulasi I-XIII, kata dia, perlu dipercapat.

Direktur Eksekutif Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Masita mengatakan sulit mendokrak minat investor jika tak membenahi kemudahan perizinan dan efisiensi lalu lintas logistik. "Di Kementerian Perhubungan saja masih berbelit perizinan kapal, bagaimana soal dwelling time yang melibatkan 18 kementerian dan lembaga," kata Zaldy.

Ihwal deregulasi, Thomas berucap akan terus membenahinya bersama kementerian-kementerian lain terkait. Presiden Joko Widodo, kata dia, amat menekankan sekali untuk meningkatkan investasi di dalam negeri. "Harus diakui saat ini paket kebijakan XIII soal rumah murah belum bisa berjalan," kata Thomas.

ANDI IBNU

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

12 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

2 hari lalu

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

Investasi menjadi salah satu langkah keuangan yang wajib dilakukan oleh semua orang.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

2 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

5 hari lalu

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

Kejagung menjelaskan kerugian kasus korupsi timah yang mencapai Rp 271 Triliun.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

5 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

5 hari lalu

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

Asosiasi Pangusaha Indonesia atau Apindo merespons soal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan dalam sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

6 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

7 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya

Kominfo Ungkap Kisaran Rencana Investasi Microsoft di Indonesia, Lebih dari Rp 14 Triliun?

8 hari lalu

Kominfo Ungkap Kisaran Rencana Investasi Microsoft di Indonesia, Lebih dari Rp 14 Triliun?

Menkominfo Budi Arie mengungkap Microsoft akan menggelontorkan investasi dengan nilai yang cukup besar di Tanah Air. Berapa nilainya?

Baca Selengkapnya