Dua Minggu, Rp 2 Triliun Uang Dibelanjakan Selama PON XIX

Reporter

Kamis, 20 Oktober 2016 23:00 WIB

Sejumlah penari tampil pada acara malam penutupan PON XIX di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Jabar, 29 September 2016. PON XIX resmi ditutup dengan Jawa Barat sebagai juara umum, dan selanjutnya PON XX 2020 akan berlangsung di Papua. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Rosmaya Hadi mengatakan, transaksi yang terjadi selama perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 lalu mencapai Rp 2,05 triliun. “Itu transaksi dalam dua minggu, 10 September sampai 24 September,” kata dia di Bandung, Kamis, 20 Oktober 2016.

Rosmaya mengatakan, dari jumlah transaksi tersebut sebagian besar merupakan transaksi elektronik. Sebagian besar merupakan transaksi yang berasal dari kartu E-Money yang khusus diterbitkan untuk ajang PON XIX. “Transaski kartu dengan lambang PON dan yang tidak dicampur datanya itu seluruh transaksi uang elektroniknya Rp 653 miliar,” kata dia.

Menurut Rosmaya, transaksi itu mengikuti menggeliatnya sejumlah sektor selama aktivitas PON dua pekan itu. “Dengan datangnya ribuan orang ini maka sektor perdagangan, hotel, restoran, transportasi meningkat,” kata dia.

Rosmaya mengatakan, transaksi sepanjang perhelatan PON XIX itu menyumbang kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,19 persen. “Itu tambahan pertumbuhan ekonomi dari biasanya,” kata dia.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Hening Widiatmoko mengatakan, selama perhelatan PON XIX, enam bank menerbitkan kartu E-Money khusus dengan logo PON. “Ada 7.200 kartu yang diterbitkan, itu disumbangkan oleh enam bank yakni BCA, Bank Mega, Bank BJB, BRI, Bank Mandiri, dan BNI,” kata dia saat dihubungi, Kamis, 20 Oktober 2016.

Hening mengatakan, dari ribuan kartu uang elektronik edisi khusus itu hanya 1.200 lembar berisi uang nominal Rp 30 ribu yang dibagikan pada peserta dan relawan PON. “Sisanya kosong dan orang yang membelinya bisa mengisi sendiri,” kata dia.

Soal lonjakan transaksi itu, Hening meyakini, imbasnya di sektor ekonomi tidak hanya sepanjang penyelenggaraan PON XIX. “Kita juga harus melihat geliat ekonomi yang muncul dengan dibangunnya infrastruktur jalan penunjang venue di mana-mana. Infrastruktur jalan itu akan dimanfaatkan seterusnya pasca PON untuk tujuan ekonomi, jadi perhitunganya bukan hari ini dapat berapa saja, tapi ke depan juga,” kata dia.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat pada Agustus 2016, melansir lajur pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada Triwulan II/2016 tumbuh 5,88 persen. Lajunya meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencatatkan pertumbuhan 4,94 persen.

Laju pertumbuhan dari sisi produksi pada Triwulan II/2016 disumbangkan oleh sektor jasa keuangan dan asuransi yang tumbuh 18,46 persen, sementara dari sisi pengeluaran yang paling besar disumbangkan oleh komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh 15,91 persen.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

6 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya