2 Tahun Jokowi-JK, Indef: Paket Ekonomi Minim Implementasi  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Kamis, 20 Oktober 2016 12:59 WIB

Solusi Ekonomi INDEF "Menangkap Peluang Banjir Dana Asing" di Veteran Coffee & Resto, Jakarta, 25 Juli 2016. TEMPO/Atika Nusya

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, mengkritisi kebijakan ekonomi yang diluncurkan pemerintah dalam dua tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dia menilai paket-paket kebijakan ekonomi yang diterbitkan pemerintah masih minim implementasi.

"Tidak kurang dari 13 paket kebijakan telah ditebar guna mendongkrak kinerja perekonomian. Sayangnya, pertumbuhan ekonomi tetap tidak mampu menunjukkan akselerasi," ujar Eko dalam diskusi “Dua Tahun Nawacita: Lampu Kuning Produktivitas dan Daya Saing” di kantor Indef, Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis, 20 Oktober 2016.

Menurut Eko, kemudahan berbisnis juga belum membaik. Pada 2016, berdasarkan data dari Bank Dunia, peringkat kemudahan melakukan bisnis atau ease of doing business (EODB) Indonesia berada pada peringkat 109. "Jauh tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga, seperti Malaysia pada peringkat 18 dan Thailand pada peringkat 49," tuturnya.

Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati mengatakan, untuk menaikkan peringkat EODB, pemerintah mesti menaikkan peringkat unsur-unsur pembentuk EODB, yakni memulai usaha yang berada pada peringkat 173, pendaftaran properti pada peringkat 131, pembayaran pajak pada peringkat 148, dan perdagangan lintas negara pada peringkat 105.

Baca:
Diundang Diskusi Ahok Malah Kabur, Kenapa?
Kapolsek Tangerang Diserang, Ditemukan Stiker ISIS di Pospol
KPU DKI Telah Terima Surat Cuti Ahok untuk Kampanye

Eko menambahkan, dalam dua tahun pemerintahan Jokowi-JK, peringkat daya saing global juga menurun. Peringkat Global Competitiveness Index Indonesia menurun dari peringkat 37 ke peringkat 41. "Pemburukan itu disebabkan aspek institusi, kesehatan dan pendidikan, inefisiensi pasar, ketersediaan teknologi, kecanggihan bisnis, dan inovasi."

Dalam dua tahun terakhir, Eko pun menilai peran industri manufaktur semakin luntur. Menurut dia, walaupun pertumbuhan ekonomi masih berkisar pada angka 5 persen, kontribusi sektor industri manufaktur bagi pertumbuhan ekonomi semakin menurun. "Kondisi ini diperparah dengan implementasi hilirisasi industri yang masih minim," tuturnya.

Implementasi hilirisasi industri yang belum menunjukkan perbaikan tersebut, menurut Eko, membuat ketergantungan Indonesia atas hasil ekspor komoditas belum dapat teratasi. Ketergantungan atas hasil ekspor komoditas itu, dia berujar, menyebabkan nilai ekspor sangat rentan terhadap gejolak yang terjadi pada perekonomian global.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

27 Oktober 2019

Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

Mantan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengunggah potret hitam-putih berisi kenang-kenangan bersama bekas koleganya, Susi Pudjiastuti.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

19 Oktober 2019

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mennggelar acara silaturahmi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menteri Kabinet Kerja Jokowi di Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Menteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti

18 Oktober 2019

Menteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti

Nasir juga mendorong agar badan riset dan inovasi nasional segera dibentuk di pemerintahan Jokowi mendatang.

Baca Selengkapnya

Kabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas

18 Oktober 2019

Kabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas

Sejumlah menteri mulai mengemas barangnya dari rumah dinas, termasuk Budi Karya.

Baca Selengkapnya

Perpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial

18 Oktober 2019

Perpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial

Jokowi menyatakan setiap hari adalah hari yang spesial dalam kabinet kerja jilid I.

Baca Selengkapnya

Hanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah

18 Oktober 2019

Hanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah

Hanif mengungkap tantangan sejumlah isu ketenagakerjaan mendatang yakni ekosistem ketenagakerjaan perlu ditransformasi menjadi lebih fleksibel.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing

18 Oktober 2019

Presiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing

Silaturahmi tersebut dimulai dengan Shalat Jumat bersama, foto bersama, dan dilanjutkan dengan makan siang bersama.

Baca Selengkapnya

Jokowi Akui Baru Kali Ini Bisa Bersantai Bersama Para Menterinya

18 Oktober 2019

Jokowi Akui Baru Kali Ini Bisa Bersantai Bersama Para Menterinya

Sejumlah menteri menampilkan kebolehannya dalam bernyanyi termasuk di antaranya Mendikbud Muhadjir Effendy yang menyanyikan lagu Stuck on You dan Yell

Baca Selengkapnya

Akbar Tandjung Bocorkan Calon Kabinet Jokowi Jilid II

15 Oktober 2019

Akbar Tandjung Bocorkan Calon Kabinet Jokowi Jilid II

Akbar Tandjung mengatakan calon menteri dari partai hanya sedikit dalam komposisi Kabinet Jokowi Jilid II.

Baca Selengkapnya

Jokowi Mengenang Arahannya Saat Sidang Kabinet Paripurna

3 Oktober 2019

Jokowi Mengenang Arahannya Saat Sidang Kabinet Paripurna

Jokowi dalam sidang kabinet paripurna terakhirnya bersama Jusuf Kalla mengucapkan terimakasih kepada para menteri dan pimpinan lembaga.

Baca Selengkapnya