Pekerja melakukan pengecatan pipa gas milik PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) di Jakarta, 12 Agustus 2016. PT PGN telah membangun dan mengoperasikan pipa gas bumi lebih dari 7.100 kilometer, atau setara 76 persen pipa gas bumi di seluruh Indonesia. ANTARA/Rivan Awal Lingga
TEMPO.CO, Bandung - Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Heri Yusup mengatakan Indonesia harus mengembangkan produksi gas dari kondisi saat ini karena cadangan gas buminya masih sangat besar.
Heri mengatakan produksi gas bumi Indonesia per tahun hanya 2,87 Trillions of Standard Cubic Feet of Gas (TSCF). "Padahal, cadangan gas bumi Indonesia sebanyak 170 TSCF," katanya dalam diskusi bertema Membedah Harga Gas Bumi di Indonesia dan Peluang Optimasi Harga di Marbella Suites Hotel, Bandung, Jumat, 14 Oktober 2016.
Pengembangan produksi gas ini, menurut Heri, diharapkan bisa sejalan dengan pembangunan infrastruktur dan pasar. Pengembangan produksi gas ini seharusnya bisa mendukung pencapaian target bauran energi nasional.
Dalam bauran energi, gas ditargetkan memenuhi kebutuhan energi hingga 22 persen pada 2025. "Artinya, pemanfaatan gas berlipat ganda dibandingkan 2014," katanya. Sayangnya ia tak menyebutkan pemanfaatan gas untuk memenuhi kebutuhan energi pada dua tahun silam.
Heri mengatakan produksi gas Indonesia saat ini disalurkan mayoritas untuk konsumsi domestik 52 persen dan sisanya untuk diekspor 48 persen. Tingkat ekspor gas yang tinggi salah satunya karena aksi tersebut memberikan pendapatan negara.
Sedangkan tingkat konsumsi dalam negeri tak begitu tinggi karena minimnya infrastruktur gas. Pipa transmisi yang dibangun di Indonesia baru sekitar 20 persen dari target.